Ibu…

Ada cerita yang berlalu dalam hidupku

Mengantarkan malam pada peraduannya

Membisikkan senja pada sinarannya

Tak kuasa aku melangkah

Menelaah jauh ragamu yang makin kuyu

Mengingat kenangan sepayung berdua

Adalah momen terindah ketika

Kutemani engkau menuju tempat pengabdianmu

Mengingat senyum indah penuh makna

Adalah cerita termanis yang pernah

Melekat jauh dalam sanubariku..

Ada guratan cinta ketika engkau

Memberikan ilmu dikelas

Berkisah tentang angka, perkalian, pembagian

Serta cerita tentang mimpi yang panjang…

Aku teringat..

Ketika engkau menemaniku membaca puisi…

Menemaniku ketika lesu diatas pembaringan

Menemaniku ketika datang masa kemenangnku..

Aku teringat…

Ketika engkau tergolek lemah sepuluh tahun yang lalu

Melihat pagi yang begitu luluh

Menatap esok yang terlalu pekat…

Aku teringat…

Ketika engkau membuat aku tertawa riang

Padahal ada guratan sedih tergambar diwajahmu

Yang layu….

Aku teringat….

Tentang siang yang engkau kabarkan

Tentang cerita yang telah terpenggal…

Dan tentang bias asa yang semakin tak berwarna…

Aku teringat…

Enam tahun yang lalu

Ketika tangisan harus bersua denganmu

Ketika ada hati yang karam tersendat didirimu…

Aku teringat..

Enam tahun yang lalu

Ketika senyum indahmu tak seindah dulu

Ketika ragamu terlihat sulit tuk melangkah…

Aku teringat…

Tiga tahun yang lalu

Engkau mengantarku dengan selaksa doa

Seribu harap, dan sejuta cinta

Yang terus menembus ruang hatiku…

Aku teringat…

Tiga tahun yang lalu

Engkau memberikan doa terindah kepadaku

Mengabadikan senja dalam sujud panjangmu

Dan bercerita pada pekatnya malam lewat lantunan dzikirmu…

Aku teringat….

Tiga tahun yang lalu

Ketika air matamu harus tumpah disudut siang yang terik

Seakan bercerita bahwa aku begitu engkau cintai…

Ah….

Terlalu banyak kenangan indah bersamamu

Terlalu sedikit jika hanya rangkaian kata ini

Menggambarkan cintamu

Aku hanya terpaku menatap langit senja

Seakan berpelangi penuh warna..

Mengabarkan kepadaku bahwa kau bahagia disana

Hanya seuntai doa yang bisa kupanjatkan

Semoga kelak engkau menjadi penghuni syurga..

Yang bisa hidup kekal selamanya…

Amiin ya Rabbal alamin….

Yogya, 22 Desember 2007

Doakan anakmu semoga bisa memeluk mimpi-mimpinya….

Iklan

10 komentar di “Ibu…

  1. Sebanyak apapun kata kita rangkai masih belum cukup untuk menggambarkan bagaimana mulianya seorang ibu,bagaimana perjuangan dan pengorbanannya, bagaimana kasihnya pada kita.
    Sebanyak apapun dunia kita berikan, belum mampu untuk membalas atau menggantikan semua yang beliau berikan untuk kita.
    Ibu…. sosok mulia yang tak pernah menyerah dan yang tak pernah kenal lelah yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk buah hatinya, semoga kita menjadi hamba yang sholeh dan sholehah dan mampu menjadi tabungannya untuk menghadapNya. Aamien

  2. Ping balik: A Hard Day…. « Spiritual force is strongger than any material force that thought rule the world

  3. waduh….keren Abies puisix..slamat ya sdah buat kk nangis he..he..
    oya adikku sayang…tetap smangat ya dlm dakwahx’hdup dgn mengamalkan sunnah sprti mmgang bra api, mkin lma mkin trasa panas”
    kk doakn smoga slalu di permudah dlm sgala hal. Ana uhibbuka Fillah

  4. Ping balik: Sebuah Cerita Tentang Puisi Untuk Ibuku… « Spiritual force is strongger than any material force that thought rule the world

  5. ass..ario..
    masya Allah. puisinya bagus buanget. jujur lho ana sampe nangis waktu baca pusinya. emang ya Cinta dan kasih sayang seorang IBU sampai kapan pun tak akan pernah habis di telan zaman. ana aja kalau lagi down, dengar kata ibu langsung smangat, seperti ada energi yang setiap saat memberikan kita kekuatan.
    salut deh…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s