Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Masih saja bahagia ini merekah
Meski raga telah payah bergerak dan rasa seakan beku menerawang
Nikmat ini selalu saja bersua
Walau ucapan syukur begitu sedikit terlimpah
Dan dunia telah melalaikan ruh yang kita miliki
Lalu…
Bisakah keindahan hidup kita kecapi ?
Bismillah….
Dalam badai kegelisahan yang meletup-letup, kembali aku pasrahkan semua harapan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Resah begitu kental terasa, getir dan bayangan kegagalan menari di pelupuk jiwa. Entah seperti apa kondisiku saat itu. Aku berasumsi, inilah BATAS KESABARANKU… tertekan, kecewa, marah dan semua rasa tak sedap mengendap pelan didalam dada.
Subhanallah…
DIA lah sebaik-baik pelindung
DIA lah Zat yang tak pernah tidur dan
DIA lah zat yang tak pernah lelah mendengar keluh kesah manusia
Ditengah kegalauan dan tekanan yang begitu tinggi. Allah menunjukkan kuasanya. DIA membalikkan keadaan yang semula takkan ada harapan menjadi detik pertemuan dengan mimpi yang panjang. DIA menunjukkan tanda-tanda kekuasaan kepada hamba-Nya tatkala diri ini merasa kalah dan tak bisa berbuat apa-apa. Termenung.. Menangis.. Malu… Rindu yang meletup kepada-Nya.. semua beradu menjadi satu. Ya.. Allah membuktikan bahwa KEKUATAN-NYA BENAR-BENAR ADA.
“Kami memperlihatkan tanda-tanda kekuasan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-qur’an itu adalah benar” (Fushilat : 53)
Saudaraku.. ketika nikmat yang Allah limpahkan kepada kita begitu dekat, dan harapan yang selalu terkumpulkan dalam untaian hidup kita selalu ada, masihkah kita merasa Allah tak pernah menolong kita ? padahal Nikmat dari-Nya terus menerus mengalir hingga tak bisa kita hitung banyaknya.
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidakkah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari nikmat” (Ibrahim : 34)
Meraih kenikmatan hidup dan keindahan dalam dakian mimpi kita sejatinya bisa kita raih ketika kata syukur itu menjadi bagian yang terus menerus kita upayakan. Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Nya, karena sejatinya bentuk kesyukuran itu akan mengantarkan kita kepada kondisi yang lebih baik. Dan Allah juga memperingatkan kepada kita agar selalu merasa dibersamai oleh-Nya, banyaknya kemudahan yang diberikan oleh Allah harus selalu kita ingat dan syukuri agar tidak menjadi orang yang merugi.
“…Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka, maka bersenang-senanglah kamu, kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)” (An-Nahl : 55)
Hendaknya kita berhati-hati dengan kemudahan yang Allah anugerahkan dalam hidup kita, sebab ia bisa menjadi cobaan buat kita. Kenikmatan dunia memang begitu memabukkan, dia bisa menjadi penghalang tatkala jiwa ini sedang berhadapan dengan-Nya. Atau bahkan dunia bisa menjadikan sebagai alasan untuk meninggalkan-Nya dan terbuai pada alam mimpi yang melenakkan. Mengacuhkan perintah Allah dalam Al-qur’an adalah bentuk pengingkaran terhadap nikmat-Nya, sudah seharusnya kita sama-sama menjaga agar tidak menjadi bagian dari golongan yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (kearah kebinasaan), dengan cara yang mereka tidak mengetahui” (Al-A’raf : 182)
Saudaraku… Marilah kita mengambil waktu sebentar. Berhenti dari rutinitas yang melenakan mata, hati dan rasa. Resapi nikmat yang begitu berlimpah dari Allah, sumber energi yang takkan pernah habis. Lalu kita pahami apa yang pernah di do’akan Rasulullah SAW.
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan musibah kami menimpa agama kami, dan janganlah Engkau jadikan DUNIA sebagai CITA-CITA kami yang terbesar dan PUNCAK dari pengetahuan kami”
Kumpulkan kembali sisa-sisa rasa untuk menysukuri nikmat-Nya..
Kuatkan kembali langkah yang mulai goyah karena terpaan godaan dunia
Dan Biarkanlah iman dan taqwa menjadi sebaik-baiknya tempat untuk berlabuh..
Sebab ia mampu menggerakkan, menguatkan, dan memberikan cahaya pada hati-hati yang karam.
ALlahu’alam Bishawab
Yogya, 24 Februari 2009