Menjadi Pemuda Yang Dirindukan Syurga (Part 1)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pada setiap kerlingan bintang di pijaran malam
Selalu saja cinta-Nya menyapa
Maka manakah yang lebih menyenangkan
Tidur dalam dekapan hangat
Atau berpetualang memuaskan rindu pada-Nya
Sungguh…
Setiap detik dalam pijaran rembulan di malam hari
Tersimpan cahayaNya
Akankah kita melewatkannya ?
Tanyakah kedalam hatimu, kapankah kebahagian terindah itu dikecap ? apakah ketika semua mimpi bisa digapai atau ketika bahagia itu merekah ?
Tentu semua orang punya persepsi masing-masing. Satu hal yang saya pahami.
Bahagia dalam hati kita…..
Akan bersua tatkala nafas-Nya terus mengisi pori-pori pejuangan kita
Akan nyata jika cahaya-Nya menelusup jauh dalam derap langkah yang kita pijaki
Sesungguhnya semua nikmat yang tak terlihat itu telah di Janjikan oleh Allah. Dia berkata :
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang MENYEDAPKAN PANDANGAN MATA balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (As-Sajdah : 16-17)
Ditengah keheningan malam, dalam senyap sosok itu bangkit dari tidurnya. Lambungnya jauh dari tempat tidur. Bergerak pelan menikmati dinginnya malam yang Subhanallah.. sungguh mempesona, sebuah kelezatan yang dianugerahkan Allah kepadanya…
Pemuda itu bangkit dan menegakkan shalat dihadapan Rabb-Nya. Mencurahkan segala resahnya.. meluapkan segala cintanya.. dan memohon ampun atas semua khilaf yang telah dia lakukan.
Dialah Abdullah bin Umar bin Al-Kahttab.
Sosok pemuda yang dirindukan syurga.
Sudah menjadi kebiasaan di zaman Rasulullah shallallhu alaihi wasallam, jika seseorang mendapatkan mimpi yang baik maka mereka akan menceritakannya kepada Rasulullah. Dan Abdullah pun menginginkan hal yang sama. Dia berangan-angan untuk mendapatkan mimpi yang baik agar kelak bisa dia ceritakan kepada Rasulullah.
Abdullah berkisah…
“Saat itu aku masih remaja dan sering tidur di dalam masjid” kata Abdullah
“Suatu hari aku menyaksikan dalam mimpiku seolah-olah dua malaikat menjemput diriku, kemudian membawaku menuju neraka. Aku mendapatkan neraka itu berlipat (bertingkat) seperti tingkatan-tingkatan sumur dan memiliki dua tanduk. Di dalam banyak sekali manusia-manusia yang saya kenali. (saat itu) aku berkata “Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka” tutur Abdullah…
“Kami bertemu malaikat lain, seraya berkata kepadaku “engkau belum terpelihara darinya”” lanjut Abdullah..
Kemudian Abdullah menceritakan mimpinya kepada Hafshah Rahiallahu anha, kemudian Hafshah menyampaikannya kepada baginda Nabi. Dan beliau bersabda :
“Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah, jika ia bangun pada sebagian malam untuk shalat”
Subhanallah…
Setelah kejadian itu Abdullah bin Umar tidak tidur malam kecuali hanya sedikit.
Begitu bersemangat menjalankan nasihat Rasulullah.
Inilah sosok pemuda yang dirindukan Syurga
Yang menghabiskan waktu malamnya dengan banyak mengingatNya
Yang senantiasa berusaha mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah.
Bangun di waktu malam adalah pekerjaan yang berat, membutuhkan ketahanan iman yang kuat. Meninggalkan kasur yang empuk, kenikmatan tidur karena aktivitas yang padat adalah bukan perkara gampang. Membutuhkan sebuah komitmen yang tinggi lagi kokoh.
“….. dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka” (Al-Furqan 63-64)
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat didalamnya” (Al-Furqan 75)
Sebuah nikmat yang luar biasa jika syurga akhirnya menjadi tempat pemberhentian kita yang terakhir. Tempat dimana semua kenikmatan terkumpulkan dan semua resah terpinggirkan…
Hai Jiwaku, bertasbilah dan shalatlah !
Saat urusan-urusan berat menyerangmu
Apabila hati telah merasa letih
Dari beban kehidupan yang melelahkan
Alirkan air mata, wahai jiwa
Lalu tumpahkan ia dalam Shalat
Sungguh Tuhan alam semesta mendengar
Tangisan jiwa memohon KasihNya
(Syaikh Mushthafa Masyhur)
Yogya, 10 Februari
~ Yusuf Al Bahi ~
“Sungguh kupasrahkan semuanya kepadaMu duhai Kekasih Dambaan Jiwaku
Semua lelah telah kugelayutkan kepadaMu
Maka hanya nikmat dan cintaMu yang kuharapkan
Semoga Allah mengokohkan langkah dakwah ini
Menguatkan kontribusi untuk ummat manusia”
Amin Ya Rabbal Alamin….