Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bila salah menyapa
Haruskah kita pinggirkan kata maaf ?
Atau…
Ketika cinta bersua
Bisakah cemburu datang menimpa ?
Bismillah….
Pernah merasakan kecemburuan terhadap seseorang ? rasanya sebagai manusia tak perlu saya menanyakannya kepada anda. Apalagi orang-orang yang sedang dimabukkan cinta. Cemburu adalah “senjata” untuk merindu dendam, cemburu adalah bumbu-bumbu cinta yang begitu manis terasa.
Benarkah ?
Ah.. anda yang lebih mengetahuinya.
Cemburu.. memang menghangatkan tatkala letupan cinta itu meluap tapi dikandaskan oleh sedikit prahara.
Cemburu… memang mamaniskan karena seorang pecinta adalah seorang pencemburu.
Lalu.. apa yang anda lakukan jika cemburu menggemuruh didalam dada ? marahkah anda ? atau justru diam tak berkata apa-apa sebagai bentuk protes terhadap sebuah kesalahan ? Masing-masing orang tentu punya caranya sendiri-sendiri.
Saudaraku…
Jika saat ini kita semua mengatakan bahwa CINTA ini hanya untuk ALLAH, HIDUP ini hanya untuk ALLAH, dan MATI ini hanya untuk ALLAH. Tahukah kau bahwa Allah itu sangat pencemburu ?
Nabi saw, bersabda “Kalian heran dengan kecemburuan yang dimiliki Sa’ad ? Aku lebih pencemburu dari pada dia dan Allah lebih pencemburu dari pada aku” (HR Al-Bukhari, Muslim, Al-Darimi dan Ahmad)
Subhanallah..
Orang pencemburu adalah orang yang menyerupai salah satu sifat Allah. Dan jika salah satu sifat Allah begitu dengan kita, maka Allah akan mengangkat kita menjadi kekasih-Nya..
Allah Akbar…
Bagaimana sesungguhnya kecemburuan itu ?
Dalam sebuah Khotbah Salat Gerhana, Rasulullah saw, bersabda “Wahai ummat Muhammad, tidak ada yang lebih cemburu (marah) daripada Allah tatkala hamba dan umat-Nya melakukan zina” (HR. Muslim)
Cemburu dalam islam mengajarkan kita untuk mebenci perbuatan yang hina. Cemburu berarti melawan kesia-siaan, cemburu berarti menuntut adanya keadilan, cemburu adalah kasih saying, dan cemburu selalu menuntut sebuah kebaikan berjalan secara sempurna.
Nabi saw bersabda, “Tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah. Karena itu, Dia mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada yang lebih menyenangi alasan daripada Allah. Karena itu, Dia mengirim para Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Tidak ada yang lebih menyenangi pujian dari pada Allah. Karena itu Dia memuji diri-Nya sendiri” (HR Muslim, Muslim, AKhmad, dan al-Tirmidzi)
Saudaraku..
Inilah cemburu yang sesungguhnya. Cemburu selalu mengantarkan kita kepada manisnya Iman yang tiada tara, cemburu menjadi sarana untuk dekat dengan-Nya, Zat yang Maha Penyayang dan Maha Indah.
Dan jika dosa sudah mulai membaur dan menjadi bagian dari hidup kita. Maka sensitivitas dalam hal kebaikan semakin berkurang. Persaan cemburu terhadap perbuatan maksiat semakin menipis dan akhirnya, naskah cinta kepada Allah yang telah kita tulis, akan mulai terbakar secara perlahan.
Maka asahlah rasa cemburu kita dengan amal-amal ibadah yang mendekatkan kita kepada-Nya.
Semoga Allah memudahkan langkah orang-orang yang mau mencinta-Nya…
Yogyakarta, 26 Februari 2009
Untuk sebuah perenungan
Atas nama cinta kepada-Nya
Aku ingin berkata bahwa Rinduku pada-Nya adalah nuansa terindah dalam sanubari
Atas nama cinta kepada-Nya
Aku ingin duduk merenung, masihkah cemburuku membara ? ataukah dia sudah usang dimakan waktu ?
Atas nama cinta kepada-Nya
Aku ingin bersua dengan sosok yang lebih baik, pada masa yang lain dan pada binar yang lebih bersinar…
~ Yusuf Al Bahi ~
Subhanallah…. ilmu yang bermanfaat.mas, ana izin copas ya buat di tag..jzk
Silahkan.. 🙂