Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bila rasa menari dipelupuk jiwa
Kepada siapakah dia terlabuhkan ?
Jika keinginan untuk dihargai itu bersua didalam raga ?
Dimanakah kita memuarakannya ?
Hanya pada-Nya
Tempat terindah untuk meletakkan asa, harapan dan impian
Karena Allah adalah Zat Yang Maha Indah dan Maha Penolong
Bismillah…
Terkadang, sebagai manusia, kita menginginkan adanya penghargaan, apresiasi dan balasan dari orang-orang disekitar kita. Kerja keras yang coba kita bangun selalu saja menuntut untuk dihormati, apapun itu. Manusiawai adanya jika itu kita rasakan. Ia adalah bawaan sifat naluriah yang hadir dalam diri setiap manusia. Akan tetapi, perasaan-perasaan ingin dihargai, dihormati dan diapresiasi bisa berubah menjadi sikap ingin dipuji, diagung-agungkan, atau bahkan ingin menjadi orang yang selalu didiskusikan.
Saudaraku…
Batasan antara Keseombongan dan keinginan untuk Dihargai sebagai sifat naluriah manusia, sesungguhnya begitu dekat. Sedikit saja kita tergelincir, niscaya kemungkinan-kemungkinan ini akan terkumpul didalam diri kita.
Allah swt, memberikan sebuah inspirasi bagi hamba-hamba-Nya agar berjalan dimuka bumi dengan RENDAH HATI (tawadhu), dan mengeluarkan perkataan yang mengandung KEBAIKAN.
“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih ialah orang-orang yang berjalan dibumi dengan RENDAH HATI. Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka berkata (yang mengandung) keselamatan” (Al-Furqan : 63)
Saudaraku… sifat rendah hati hanya akan lahir dari pribadi-pribadi mulia. Sikap batin yang mempesona ini akan berjumpa pada manusia-manusia yang sadar tentang Kekuasaan dan Kebesaran Allah. Orang yang senantiasa tawadhu adalah orang-orang yang memahami, bahwa sesungguhnya nikmat yang ia rasakan, sejatinya dari Allah swt dan DIA lah sebaik-baiknya tempat meminta pertolongan.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya) dan apabila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan” (An-Nahl : 53).
Sikap tawadhu’ adalah sarana untuk menghapuskan sikap sombong dan takabbur didalam jiwa. Dia akan memberi energi bagi jiwa untuk bekerja secara ikhlas, bersih, dan senantiasa dipayungi oleh kecintaan kepada-Nya. Tawadhu’ mengajarkan kepada kita untuk bisa melangkah dan berkarya tanpa pernah memperdulikan seberapa banyak orang yang menghargaimu, seberapa sering orang memujimu, dan seberapa pantas engkau diakui. Tapi cukup Allah yang selalu mengisi ruang-ruang hati kita dalam bergerak, cukup Allah yang senantiasa memberikan cahaya-Nya pada jiwa-jiwa kita yang sering lemah. Cukup Allah saja lah yang akan menjadi inspirasi kita untuk berbuat.
Saudaraku… Tawadhu’ tidak akan pernah membuat kita lebih rendah, ia justru menaikkan derajat kita.
“Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhu lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan derajatmu…… “ (HR. Dailami)
Subhanallah… Tawadhu’ justru meningkatkan derajat kita, dia menguatkan tatkala hinaan terhadap diri kita terus saja mengalir, dia memberikan energy untuk bertahan tatkala keputusan-keputusan kita dianggap angin lalu oleh manusia. Tak peduli seberapa sering orang memujimu, tak perduli seberapa banyak penghargaan yang engkau dapatkan, tawadhulah yang akan menjadi persiai terhebat untuk berkarya dan bekerja.
Yogyakarta, 03 Maret 2009
Untuk sebuah perenungan….
Bila masih saja kelelahan bersua
Maka cukup Allah yang mengetahui
Sebab dia sebaik-baik tempat untuk mengadu..
Jika masih saja kelemahan merasuk raga
Maka cukup Allah yang menjadi penyelamat
Karena DIA sebaik-baik Zat yang Meberi Kekuatan..
~ Yusuf Al bahi ~