“Wahai orang-orang yang beriman. bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan…..
…Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”
(Q.S. Al-Hasyr : 18-19)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillah…
Berharap pada Allah dengan penuh cita, seperti menikmati keindahan ruhani dan kelezatan jiwa yang tiada bandingannya. Allah dengan segala ketentuannya mengantarkan manusia-manusia menjemput dimensi takdir yang telah dia pilih sebelumnya. Setiap orang mempunyai waktu dan kesempatan yang sama untuk memilih jalan takdir hidup kita. Namun, kita memiliki energi yang berbeda untuk melangkah, kekuatan yang tidak sama untuk memilih sebuah keputusan, juga bekal keimanan yang bertingkat-tingkat untuk dijadikan sumber kebenaran.
Perbedaan energi dan kekuatan ini yang akan membuat hasil yang berbeda antar setiap insan. Orang yang menggunakan kadar keimanan melebihi yang lainnya, yang menggunakan kebersihan jiwa (ruh) melewati nafsunya, yang menggunakan kebeningan hatinya melompati rasa suka dan tak suka atas perintah-Nya akan memilih jalan terbaik dalam hidupnya. Jalan itu adalah jalan Taqwa. Sedangkan orang-orang yang tidak memiliki bekal keimanan yang cukup, serta dikelilingi oleh dorongan nafsu yang juga sepadan, membuatnya akan memilih jalan kehancuran. Jalan yang akan menghantarkan mereka menuju cahaya kegelapan. Neraka yang panas dengan air yang mendidih, asap yang hitam lagi menakutkan dan terasa sangat tidak menyenangkan (Al-wa’qiah 42-44). Itulah jalan fujur, jalan kesengsaraan.
Saudaraku…
Allah SWT, mengingatkan kepada kita untuk senantiasa memperbaharui Takwa, karena ia adalah sebaik-baiknya bekal untuk kampung akhirat kita. Bahkan, dalam Q.S. Al-Hasyr ini, Allah memfirmankannya sebanyak dua kali… “Bertakwalah kepada Allah… dan Bertakwalah kepada Allah” Pengulangan kata takwa ini menjadi pengingat kepada kita bahwa Takwa adalah bekal terbaik seorang mukmin dalam meniti hidupnya..
Takwa adalah dimensi pengharapan kepada Allah…
Takwa memasuki wilayah ketakutan kepada-Nya…
Orang-orang yang senantiasa memiliki kadar pengharapan (raja’) yang tinggi kepada Allah adalah orang-orang yang ber takwa…
orang-orang yang senantiasa memenuhi harapannya kepada cahaya Allah adalah orang-orang yang telah memilih jalan takwa..
dan orang-orang yang meletakkan rasa takut (khauf)-nya kepada Allah karena takut siksaannya adalah orang-orang yang telah memilih jalan takwa..
Saudaraku…
Setiap dimensi kehidupan kita, aktivitas yang kita kerjakan, kata yang kita ucapkan, langkah yang kita jejaki, keringat yang bercucuran, semuanya atas kehendak dan pengetahuan Allah SWT. DIA benar-benar maha teliti dan mengetahui setiap detik aktivitas kita.
Maka apakah yang bisa kita sembunyikan dari-Nya ?
Sedangkan Allah tidak pernah tidur dan mengetahui setiap perilaku kita..
Lantas, apakah yang bisa kita banggakan di dunia ini kepada makhluk-Nya ?
Sedangkan semua hal yang kita dapatkan selalu saja bersumber dari-Nya…
Saudaraku…
Banyak dari kita yang lalai dengan kuasa-Nya, kita melupakan nikmat yang senantiasa turun tanpa henti dalam nadi kehidupan kita. Kita lupa, bahwa kita berasal dari air mani yang hina, lalu Allah muliakan kedudukan kita (Mukarram), kita lupa, bahwa dibalik kemuliaan itu ada beban (mukallaf) yang harus kita pikul.
Maka Q.S. Al-Hasyr, mengingatkan kepada kita. Bahwa orang-orang yang lupa kepada Allah akan membuat mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Orang-orang yang lupa kepada Allah akan cenderung memenangkan nafsunya dari pada ruhnya. Orang-orang yang lupa kepada Allah akan memilih jalan kefasikan yang bermuara pada siksanya..
Manakah yang kita pilih saudaraku…
Jalan orang-orang yang takwa atau jalan orang-orang yang melalaikan aturan-Nya…?
Saudaraku…
Ramadhan terus merambat…
10 hari terakhir telah menjelang..
Kita kuatkan hati kita..
Barisan kita..
Rasa kita..
Perbaiki perkataan kita..
Perilaku kita..
Agar predikat takwa mampu kita genggam..
Agar dimensi iman yang mendalam mampu kita penuhkan didalam diri..
Semoga Allah melapangkan jalan ini..
Jalan orang-orang yang senantiasa rindu kepada-Nya..
Amiiin Ya Rabbal A’lamin..
Allahu’alam Bishawab..
Taipei, 10 September 2009
~ Yusuf Al Bahi ~