Pengalaman I’tikaf di Taipei

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bismillah…

Pengalaman menarik bisa menikmati suasana Ramadhan di Taipei. Pengalaman yang tentu tidak akan saya dapatkan di negeri sendiri. Lebih menyenangkan kah ? Maka jawabannya, bahagia atau tidak bahagia, senang atau tidak senanga ada pada kelapangan hati menerima semua ktentuan-Nya. Jadi, saya cukup menikmati kehidupan ramadhan disini. Apalagi ditambah dengan makanan gratis selama 20 hari melakukan puasa di Taipei

Tepat memasuki hari ke-20 Ramadhan, aktivitas I’tikaf dimulai. Tempatnya di Taipei Cultural Mosque (Masjid Kecil). Masjid ini dimakmurkan oleh Jama’ah Tabligh dari Pakistan. Mereka sangat baik melayani para jama’ah disana.

Aktivitas I’tikaf, sebenarnya dimulai sekitar pukul 9 malam. Namun, ketika pukul 5.30 sore, saya sudah menuju Grand Mosque (Masjid Besar) untuk buka bersama sampai Isya dan Tarawih.
20-25 Ramadhan, sholat Isya dan tarawih masih saya kerjakan di Masjid Besar, namun setelah malam ke 25, saya memilih untuk sholat Tarawih sendirian di Masjid Kecil ketika malam telah tiba.

Jadi, setelah Isya, saya akan balik ke Lab (jika ada Lab meeting atau diskusi dengan labmate), atau ke dorm. Tepat sekitar pukul 9.00-10.00, saya kemudian menuju Masjid Kecil.

Sahur telah disediakan oleh Jama’ah Pakistan, kami dibangunkan biasanya sekitar pukul 3.30, kemudian santap sahur dengan mereka. menunya, seperti biasa, roti ala pakistan, nasi dan kare. Lumayan mengenyangkan dan cocok di lidah saya.

Aktivitas I’tikaf kemudian berlangsung sampai pukul 5.30 atau 6.00 Pagi. setelah itu kembali ke dorm, untuk memulai aktivitas perkuliahan. Atau terkadang, ketika pukul 7 atau 8 pagi, saya tidur lagi. Namun, yang paling menyenangkan (jika tidak ada kuliah pagi), adalah tidur sekitar pukul 11 siang lalu bangun menjelang duhur. Badan segar dan menunaikan Sunnah Rasul. Walau terkadang, tidak nyaman tidurnya, karena teman-teman kamar yang agak berisik

Malam tadi, menuju hari ke-27 ramadhan, Masjid Besar mengadakan “open mosque” untuk masyarakat muslim yang mau I’tikaf. Mereka berpendapat bahwa Malam Lailatul Qadar jatuh pada hari ke-27 Ramadhan. Oleh karena itu, I’tikaf baru diijinkan ketika malam ke-27.
Dan yang lebih spesialnya lagi. Menu sahur disediakan oleh pihak Masjid Besar. Tidak tanggung-tanggu menunya. Daging Sapi, Ayam, Bermacam-macam sayuran, Mminuman bersoda, kue-kue, roti, dll… Ini makanan sahur “terdahsyat” selama Ramadhan tahun ini

Begitulah aktivitas I’tikaf selama di Taipei.
Ada kerinduan yang mendalam dengan nuansa yang kental di Yogya.. Namun apa daya, semua harus coba untuk dinikmati..

Taipei, 17 September 2009


~ Yusuf Al Bahi ~

Iklan

2 komentar di “Pengalaman I’tikaf di Taipei

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s