Bismillah…
Pernahkah anda mengagumi sosok orang-orang di dekatmu ? berbagai alasan dan sebab mungkin saja hadir sehingga ia dijadikan sosok teladan yang patut untuk anda ikuti. Bisa saja karena kejujurannya, prestasinya, kesholehannya, kebaikannya, kekayaannya, atau banyak alasan yang akhirnya membuat anda meletakkan rasa hormat dan takjub kepada mereka. Sosok-sosok itu kadang hadir sebagai penyemangat dari cerita mereka, dialog-dialog mereka, atau bahkan hanya sekedar tindakan nyata yang langsung kita saksikan dengan mata kepala. Orang-orang yang memilki kekuatan karakter adalah orang-orang hebat yang sangat kuat pengaruhnya bagi lingkungan.
Sejatinya, ada satu sisi yang tak boleh kita lepaskan dari mereka. Mereka hanyalah MANUSIA BIASA. Manusia dengan segala potensinya, kelebihannya, kekuatannya, tentu memiliki keterbatasan. Untuk itu, merasakan bahwa diri kita memiliki keterbatasan adalah salah satu upaya agar kesombongan tak menjadi pakaian kita. Karena sunnatullah sebagai manusia pulalah kita perlu lebih dalam memahami setiap karakter orang-orang yang kita anggap sebagai panutan.
Terkadang, kita pernah kecewa dengan seseorang karena EKSPEKTASI yang berlebihan terhadapnya. Kita menganggap dia mengerti tentang Al Qur’an dan Hadits, namun ada beberapa hal kecil yang kita angga dia tak sejalan dengan pemahamannya. Atau kita mengenal mereka sebagai sosok penggerak yang jarang merasa lemah, namun suatu saat mereka seakan tak peduli sama sekali dengan suara-suara kita untuk perubahan. Begitulah, semakin tinggi ekspektasimu terhadap manusia, apalagi mengharap mereka sesempurna malaikat, seputih kapas, semulia sang nabi, maka kekecewaan akan terus terendap dalam ruang fikirmu.
Sejatinya, kita perlu belajar, bahwa semua pemahaman yang mereka miliki, mungkin saja belum bisa terejawantahkan dalam kesempurnaan perilaku. Bukankah di dunia ini banyak orang yang tahu pentingnya memiliki Allah dihati namun juga sangat banyak orang-orang yang menggadaikan jiwanya untuk dunia dan berpaling dari-Nya ?
Begitu juga dengan gelora semangat yang sering kita rasakan berkat kehadiran mereka, suatu saat, bisa saja futur itu sedang melanda, lemah iman itu sedang mendera sehingga lemah datang bersua dengan mereka. Terus belajar memahami setiap aktivitas siapapun yang berinteraksi dengan kita tentu jauh lebih baik dan menguatkan.
Satu catatan penting jika kita ingin menilai sisi kemanusiaan seorang manusia, adalah jangan terlalu banyak PEMAKLUMAN. Sebab, bisa saja mereka memang tak seperti yang kita pikirkan selama ini. Setiap kesalahan, jika itu telah melanggar perintah agama, perlu kita luruskan dan menjadi keharusan untuk di tegur. Begitu juga ketika kesalahan-kesalahan itu terkait dengan persinggungannya dengan banyak manusia, sehingga apa yang dia lakukan membuat teman dialognya merasa “gerah” dan tak nyaman dengan kata-kata yang seharusnya tidak pada tempatnya. Setiap kesalahan-kesalahan dari mereka perlu kita luruskan, setinggi apapun jabatannya, sebanyak apapun hartanya.
Lebih dari itu semua, kita perlu lebih memaknai sebuah kalimat sederhana ini..
“Jangan terlalu berlebihan memuji orang lain, karena kita tak pernah tahu bagaimana akhir hidupnya..”
Begitulah… Setiap manusia, siapapun dia, punya kadar tersendiri dalam kelebihan dan kekurangannya, bijak dalam melangkah dan menilai mereka adalah persyaratan mutlak yang perlu kita jaga dalam berinteraksi dengan siapapun. Satu hal yang pasti.. di dunia ini, jika anda mengharap orang lain mengikuti keinginanmu, maka yang akan kau dapatkan hanyalah kekecewaan dan kesedihan.
Menisbahkan semua harap.. merebahkan semua rasa kagum.. dan mencatatkan semua orientasi kerja hanya pada Allah, rasul-Nya dan jihad di jalan Allah, tentu jauh lebih bijak, dibanding kita terus berharap kepada selain-Nya tanpa tahu apa yang akan mereka kerjakan diwaktu berikutnya..
Taipei, 28 Maret 2010
~ Yusuf Al Bahi ~
NB : Picture is from google
sangaT bermanfa’at untuk introspeksi diri,,,,,
bagus cacatanya
like it…. good notes