Bismillah…
Ada masa dimana seseorang terjatuh dalam keterpurukan. Hati seperti membusuk, rusak, kosong dan tak berpenghuni. Tahukah kau apa yang sebenarnya terjadi ? Hatinya sedang tak tertulis nama-Nya. Allah dengan segala keindahan-Nya adalah penerang bagi jiwa-jiwa yang resah, penghangat bagi hati yang terasa beku dan selalu saja memberikan setumpuk harap bagi mereka yang keyakinannya menipis. Hati, dalam sebuah pesan Rasulullah SAW, adalah Raja bagi tubuh kita. Ketika ia baik, maka baiklah yang lainnya. Untuk itu, sederhana saja kita menilai sebuah karakter. Ketika hatinya baik, maka perilakunya akan baik, akhlaqnya akan mulia, lisannya adalah kemuliaan dan langkahnya selalu menuju perbaikan. Begitulah hati mempimpin. Bagi mereka yang memiliki hati sejernih embun pagi, akan menghasilkan karya akhirat yang akan mengalirkan energi kehidupan bagi peradaban.
Keterpurukan hati selalu beriringan dengan kedekatan kita kepada Allah. Ketika amal-amalan pailit di tiap harinya, yang semula 1 juz perhari, kemudian berkurang menjadi 2 lembar perhari, maka disanalah tanda-tanda keterpurukan hatimu akan dimulai. Amalan dan bersihnya hati adalah dua hal yang tak terpisahkan. Engkau memiliki hati sebagai tempat niat untuk memulai segala aktivitasmu, maka amal adalah bentuk dari semua kerja-kerjamu. Baiknya hatimu, baik pula amalmu. Baca lebih lanjut