Bismillah…
Ketika kenangan menjadi jawaban
Maka yang tersisa hanya cerita tentang sayap-sayap angsa, pelangi di musim hujan, dan gugurnya bunga-bunga kamboja…
Ada masanya dimana semua lamunan menjadi semacam penghangat suasana..
Karena ia adalah kelana waktu yang melukis banyak permata indah…
Walaupun senja tak mau datang lagi..
Biarkanlah siang menjadi penghangat jiwa untuk sekedar berkaca..
Langkah itupun akan terus beranjak..
Entah kenangan masih akan melekat
Entah jawaban masih saja sulit untuk sekedar diuraikan…
Percayalah…
Bahwa lapang selalu bersama dengan keyakinan..
Bahwa bahagia selalu berteman dengan kesabaran…
Dan kabut dalam petang masih saja datang..
Menikmati dinginnya adalah uraian tentang semua tawa yang pernah tercipta..
Hanya ingin sekedar mengenang…
Mencoba meraba kepingan waktu..
Menerka aliran suara yang sudah lama tak kudengar…
Akhirnya…
Kalaupun ada kata yang ingin tertulis…
Maka yang tersisa hanya “kebahagiaan”
Selalu akan bertambah kesyukuran.. setiap kali engkau menambah tasbihmu untuk-Nya..
Mengenang kenangan adalah kebahagiaan..
Agar hati lebih merasa.. Dan jiwa lebih bisa meraba..
Taipei, 23 April 2010
~ Yusuf Al Bahi ~
Di Musim semi yang dingin…
NB : Picture is taken from google
betul, setiap syukur yg kita panjatkan akan menambah nikmat.. Maju terus…
Kadang lambatnya waktu yang berjalan…
Bisa saja menjadi guratan sepi yang memilukan hati,,,
Kadang juga terlalu cepat waktu tak terasa,,,
Bisa pula menjadi kefanaan yang lebih mudah disesali kepergiannya…
Aku bertanya lebih jauh lagi,,,
Seberapa mengerti aku tentang mengenali makna…
Apakah semua yang datang dan pergi,,,
Adalah makna yang terindah untuk ku,,,
Ataukah hanya tambatan sejenak yang tak pernah ada untuk dimiliki ,,,
Senang menemukan sahabat yang pandai berpuisi seperti Anda ^-^,,,,
::: puisi diatas diambil dari “salah satu” koleksi saya http://wiedewriter.blogspot.com/2010/04/pernahkah-ada-sesuatu-untuk-dimiliki.html