Randomly..

Bismillah…

 

Pada suatu sore, ketika senja mulai membiaskan langit, aku memandang susunan ciptaan-Nya yang elegan, menari bersama kepakan sayap burung-burung air yang mulai resah karena malam menyapa. Kuikuti ia yang tiba-tiba mulai tak nyaman hingga terbang menjauh dari segala keindahan ini. Pandanganku mulai kuarahkan lagi kesekeliling ruang yang bersemayam sore itu. Hati merasa tak nyaman melihat beberapa pasang anak muda yang tak punya hati untuk sejenak berpikir tentang-Nya, dibawah langit senja yang keemasan ini. Kubiarkan pikiranku menyatu dengan segala tentang keindahan, menjamu hatiku dengan luasnya cakrawala ciptaan-Nya yang selalu saja akan menyengat hati bagi mereka yang memiliki akal.

Kutelisik secara mendalam, kunikmati lebih menyeluruh… yang kutemukan adalah sajak-sajak perenungan tentang hidup. Menyaksikan lukisan keindahan hasil buatan-Nya seperti tamparan-tamparan keras tentang makna keabadiaan yang beberapa waktu ini sering kulupakan. Kujejakkan mataku pada percikan-percikan air yang mengalir menembus jembatan merah yang megah itu. Susunan lampu-lampu mulai berlari saling menampakkan diri. Malam sebentar lagi akan datang, namun hati ini ingin berlama-lama dengan senja. Aku mencintai senja dengan segala sketsanya.. Tentang harapnya pada siang semoga terangnya mentari hari ini banyak memberi inspirasi bagi siapapun, semoga malam yang akan datang sebentar lagi tak membuat makhluk-makhluk tuhan justru lebih banyak durhaka kepada-Nya. Senja dan waktu maghrib adalah tulisan-tulisan tentang putih yang suci, embun yang segar, dan jalanan-jalanan yang sepi menuju tangga penghambaan.

Kulangkahkan kakiku sejenak menelusuri keramaian… Asing namun menghangatkan, itulah yang kurasa. Melodi hidup senja ini membawaku pada alur hidup yang sangat berbeda. Mencoba menghitung semua perjalanan yang telah Allah gariskan hingga detik ini, tentang air, tanah, api, langit, hutan, hujan, dan semua kemegahan yang membawaku menelusuri semua cerita tentang nikmat-Nya…

Banyak kekecewaan yang telah kuhadirkan untuk-Nya… Tentang perangai yang sering sekali lalai, tentang hati yang sering tak tertuliskan nama-Nya, tentang cinta yang selama ini seperti impian yang pernah datang lalu hilang dan tertelan oleh waktu. Semua detik-detik itu adalah nyanyian senja yang kutulis untuk diriku.

Bunga-bunga sakura tak lagi mekar dijalanan, namun senja-senja dimusim semi selalu menyimpan kenangan. Perjalananku telah memberiku arti yang lebih tentang hidup, meski aku sendiri tidak pernah yakin akankah mampu kutelusuri pekat bersama diri yang sulit untuk menjadi bersih. Dan meskipun aku merasa tak sanggup, semua semangat yang terbit setelah mentari terbenam disenja ini selalu kusebut sebagai momentum kebangkitan. Bangun dari segala keterpurukan, berlari dari semua ketakutan, mengejar semua impian dan harapan, dan mampu mencatatkan emas pada bumi kehidupan.

Aku masih terus memandang langit yang mulai berwarna keemasan, kuhirup udara yang terasa khas muara.. Semua keagungan itu seperti ingin kuhentikkan. Biar sejenak mampu kulupa tentang cerita hujan dimalam hari, gersangnya tanah di bulan juni dan semua tentang kegersangan rasa yang kering tanpa nama-Nya. Langit-Nya, sungai-Nya, gunung-Nya, matahari-Nya, adalah inspirasi-inspirasi terbesar yang selalu akan menghentakkan.

Detik waktu berikutnya… Kutinggalkan stasiun bersama kedamaian hati yang luar biasa… Kutitipkan salam terhangat pada dunia dan pada semua kebahagiaan yang telah dicipta oleh-Nya..

Semoga kelak, aku lebih mampu merasa tentang kasih-Nya…

Taipei, 01 Juni 2010

_Inspiring from Senja in Danshui_

~ Yusuf Al Bahi ~

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s