Yang Tertinggal

Bismillah..

Seperti sayap-sayap patah yang berhambur bersama senja bisu, disetiap kalimat yang terlontar, selalu saja tersimpan senyum indah sang merak. Engkau berdiri anggun disana, dibatas-batas waktu yang sudah tak mungkin untuk dikembalikan. Dan semua tentang keindahan seperti telah habis untuk dirangkumkan. Beningnya air, sucinya putih, damainya telaga hijau, dan sinar keemasan mentari dikala pagi telah kau ambil semuanya. Hingga tetes-tetes yang tertinggal seperti tak mampu untuk sekedar dirasa.

Dan pada setiap titipan hikayat tentang warna, maka kepunyaanmu adalah yang terindah. Meski semua cerita telah berlalu, bahkan dalam hitungan yang sangat panjang, semuanya masih tergambar jelas pada jejak-jejak di pasir pantai itu. Mungkin mimpi masih membelai, tawa masih terlerai, dan nyanyian serta pusis masih tercipta. Hanya saja, semua yang berlalu seperti terkalahkan oleh getaran-getaran yang merambat darimu. Apakah ini yang selalu dituju oleh para pengembara ? Tempat yang mampu membahagiakan rasa, menentramkan hati, dan mampu memberikan ruang bagi logika untuk berargumen. Atau ini hanya bagian dari garis-garis emas yang terangkai untuk menghasilkan sebuah karya yang mengabadi ? Ahh… dimanakah semuanya ? dimanakah semua kekuatan yang telah terkumpulkan ketika sore itu bumi seperti terbelah dua. Jiwa seperti melayang diangkasa, dan senja seperti tak mau tahu. Dimanakah semua kenangan tentang itu ? Baca lebih lanjut

Iklan

The Story of Thesis – 1

Bismillah…

Prolog :

Semoga tulisan sederhana yang dibuat ditengah senggangnya waktu bisa memberikan sedikit kenangan. Sudah pasti untuk diri sendiri jika dikasih umur sampai kakek oleh Allah kelak. Juga cerita buat anak-cucu nanti. Selagi masih bisa merangkai kata untuk sekedar menuangkan kenangan, kenapa itu tidak dilakukan ? Perjalanan membuat rangkuman cerita di blog pribadi saya terkadang memberikan inspirasi tersendiri ketika rasa bosan dan malas mulai mengganggu di tengah kesibukan studi saya selama di sini. Ahh.. disitulah baru aku merasa, sejatinya kata adalah catatan tentang inspirasi. Jika kita mampu mengambil hikmah, maka semangat selalu akan bersamanya.

Setelah menuliskan kisah-kisah pengalaman selama di Taiwan. Kali ini, sengaja saya tuliskan cerita penyusunan thesis di sisa waktu kurang dari 1 tahun ini. Semoga memberi sedikit hikmah buat saya pribadi dan para pembaca.

——————————

Umumnya, sistem pendidikan di Taiwan mengadopsi sistem pendidikan di Amerika. Memang kiblat negara ini bisa di bilang negeri Bush tersebut, sampe ada sebuah joke yang diutarakan Prof. Ou ketika kelas Seismic Resistant Design di Spring Semester kemarin :

“Jika amerika itu memiliki 50 negara bagian, maka Taiwan menjadi negara bagian yang ke-51” Baca lebih lanjut

Rahasia

Bismillah…

Semua masih rahasia-Mu. Namun seperti ombak. Ia bergemuruh di dalam lautan jiwa yang terhampar luas. Bukan saja bergumuruh, namun Ia juga membuatku merasa ada. Semangatnya, senyumnya, dorongannya, langkah kakinya, seperti bersamaku setiap saat. Aku tahu, aku sebenarnya tak ingin ombak itu menjauh. Aku ingin ia mendekat berlabuh dibibir-bibir pantai bersama pasir putih itu. Namun, masih kutunggu senja itu. Kutunggu ia meski debar-debar waktu tak lagi berdamai denganku.

Di ujung cakrawala kumengadu. Kalau saja, musim semi terus ada, mungkin mekarnya akan selalu bersamaku. Namun, rahasia-Mu adalah penentu segalanya. Entah aku suka, entah aku tak suka, cerita-Mu adalah sebuah keindahan. Seperti gelombang yang merambat dalam ketidakpastian, aku tahu dalam rentang waktu tertentu selalu tersimpan titik puncak untuk sebuah nilai amplitudo. Aku menunggu titik itu, meski semua nilanya masih samar-samar untuk kuperhitungkan. Baca lebih lanjut

Yang Akan Menentukan

Bismillah….

 

“Ketika kau berharap ceritamu tertuang dalam sejarah… Maka tulislah cerita yang menyejarah..

Apa rahasianya ?

Syaratnya sederhana.. Engkau bekerja dengan CINTA”

 

Dalam kisah kehidupan, ada kalanya kita sulit mendefenisikan apa cita-cita kita. Menemukan titik balik hidup untuk memantapkan pilihan di ranah mana kita akan melangkah bukanlah perkara gampang. Ada mungkin yang dengan mudah mampu melewatinya. Bisa saja mereka memang telah merancang sebelumnya, atau memang keputusan-keputusan Allah justru hadir secara tak terduga untuk merubahnya. Seperti perahu yang berlayar, kemungkinan ia akan kemana hanya ditentukan oleh dua hal, sang kapten dan alam yang membawa mereka. Hanya saja, kekuatan alam jauh lebih besar menentukan kemana perahu itu akan berlayar. Kekuatan alam ini-lah yang dikendalikan oleh Allah, Sang Penguasa setiap manusia, yang menentukan arah mana engkau akan berjalan.

Tapi, jika kita berpikir kembali, rasa-rasanya hidup kita lebih banyak menuliskan kelalaian dibanding kesyukuran. Silahkan saksikan betapa Allah tidak pernah memberikan teriknya matahari melebihi dari yang bisa kita tahan. Bayangkan saja jika Allah menurunkan hujannya hingga membanjiri seluruh bumi, betapa tersiksanya manusia. Namun segala makhluk Allah, Matahari, hewan, bulan, awan dan semua yang bertasbih untuk-Nya tak pernah sekalipun lali untuk mentaatinya. Kalau sudah begini, bukankah kita lebih hina dari mereka yang menyembah Allah tanpa pernah lalai ?

Yang akan menentukan dari setiap jalan yang kita tempuh ada pada kemantapan hati untuk memilih mana yang baik untuk akhiratmu. Keberhasilanmu mendapatkan potensi terbaiknya ditentukan dengan seberapa jauh engkau mengenal Tuhamu. Sebaik-baiknya engkau mengenal Allah, maka sebaikpula engkau mengenal potensimu. Ia tidak akan pernah hadir sebelum kita menemukan siapa diri kita, siapa kita sesungguhnya, dan dari mana kita berasal. Kesadaran siapa kita dan dari mana kita, harus kita bersamai dengan perasaan cinta kepada Allah. Baca lebih lanjut