Bismillah…
Hari ini, suhu di jalanan kota Taipei cukup terik, 38 derajat. Langit yang jernih membuat matahari seperti menikmati kekokohan sinarannya di hari kemenangan ini. Setelah menyelesaikan makan siang, sengaja kutuliskan sebuah kisah nostalgia di zaman SMA, sekaligus harapan untuk negeri asalku, tanah Maluku. Entah sejauh mana aku mengembara, keinginan untuk memberi yang terbaik bagi negeri asalku selalu mengusikku untuk resah setiap kali melihat berbagai fenomena yang terjadi disana. Sok tua mungkin ya ? tapi, apapun pendapat semua pembaca, saya tetap merasa bahwa, sebagai seorang muslim, kita punya satu tuntutan besar untuk “menumbuhkan” bukan hanya diri kita, tapi juga lingkungan kita, apalagi tempat dimana orang-orang yang kita cintai berada.
Berikut beberapa kenangan yang tercatat dalam rentang usia remajaku. Terus terang, beberapa kali melewati fase ini, membuatku selalu antusias untuk mendengar iklim kompetisi para remaja di Maluku Utara. Saya akan coba bagi kisah selama mengikuti berbagai kejuaraan akademik di masa SMA.
1. Organisasi
Senior satu angkatan saya, dengan gank mereka, Polcadot di SMA N. 1 Ternate adalah sebuah kumpulan pelajara yang luar biasa dalam mengelola organisasi. Mereka bisa solid membangun sistem-sistem baru yang terbilang modern untuk kalangan sekolah di Maluku Utara. Penataan kepengurusan, program-program yang teratur rapi, serta dukungan dari banyaknya siswa saat itu, terus terang menjadi kekuatan baru untuk OSIS di SMA kami. Kepengurusan selanjutnya, yang kebetulan berada di tangan kami, menjadi begitu antusias, meski akhirnya sang ketua OSIS harus minggat dari SMANSA karena prestasi akademiknya yang menurun – akhirnya saya yang diangkat menjadi ketua OSIS –
Pengurus Inti namanya. Anggotanya, masih sangat kuingat.
Fadli Tamrin, Ario Muhammad, Ulfah Maghfirah, M. Fahri Musa, Zaitum Marichar, Rafika N. Aulia, Nursyakilah Amra, Fatimah Assagaf dan Indah Alawiyah Pratiwi.
Semua pengurus inti ini seperti keluarga baru bagi kami. Masih kungat jelas ketika bersama pengurus OSIS lainnya mencari dana dengan jualan Kue dari kantor ke kantor, bersihin sekolah untuk ngadain event pentas seni, sampai berbagai macam konflik masa Remaja yang pernah terjadi. Untungnya, tidak ada Cinta Lokasi.
Saya belajar banyak dari mereka semua. Sebelum bergabung bersama dalam OSIS, mereka adalah siswa-siswi cerdas di kelas mereka. Fatimah Assagaf, adalah juara umum di sekolah saya, Ulfah Maghfirah, Rafika N. Aulia, Zaitum, Nursyakilah Amra, juga Indah Alawiyah P. adalah juara kelas dengan nilai yang bagus-bagus. Selain dilengkapi dengan kemampuan akademik yang baik, secara menejerial organisasi juga mereka hebat-hebat. Suka berargumen, memberikan usul, saling debat, semua adalah warna-warni kenangan SMA yang tak terlupakan.
Akhirnya, kita semua terpisahkan dengan cita-cita dan destiny yang beda-beda. Naro (M. Fahri), sang calon insinyur yang masih berjuang untuk lulus, Fira yang jadi lulusan cumlaude Psikologi Universitas Islam Indonesia -Yogyakarta, Fadli yang jadi perawat handal di RSU ternate, Rafika sang arsitektur lulusan UI yang tetap tomboy dan cerdas dengan segala kelebihannya, Indah Alawiyah yang sempat menjadi finalis Puteri Indonesia utusan dari Maluku Utara, tahun lalu telah menyelesaikan studinya di YAI jurusan informatika, Zaitum mahasiswa KIMIA UNDIP dengan kecerdasannya yang luar biasa, juga Fatima, calon Ibu yang dulu sempat mengecep pendidikan di FKM UNHAS dengan hasil yang brilian.
Kenangan bersama pengurus Inti OSIS SAMNSA 2003/2004 bersama dengan anggota OSIS lainnya adalah salah satu momen terbaik yang sulit untuk kulupakan. Sederhana sebenarnya, tapi ia membekas, mungkin karena kulewati disaat-saat masa remaja, yang menurut banyak orang, akan menyimpan banyak cerita.
Selain OSIS, saya juga sempat ikut bergabung dengan ROHIS, serta KIR.
2. Mengikuti Berbagai Lomba
Ini juga merupakan nostalgia masa “keemasan” yang sulit untuk kulupa. Lomba Matematika Universitas Khairun adalah salah satu yang paling rutin kuikuti. Tahun 2004, pertama kali kami turut serta. Beranggotakan pasukan SMANSA, Rafika N. Aulia, Nursyakilah Amra, Gita Mustika, Fatimah Assagaf, Megawati Baay, Fatimah DB Mala, Fatimah Tuahuns, Inul Hajar S. Ali, dan lainnya, kami berhasil menjadi Juara I, II, III, dan IV untuk kategori cerdas cermat tingkat SMA, ditambah dengan Juara I, II, dan III untuk kategori perorangan atas Nama, Nursyakila, Fatimah dan Rafika. Waktu itu, saya hanya berhasil menjadi juara I untuk kategori Cerdas Cermat. Tahun berikutnya, kami kembali terlibat dalam lomba ini. Kali ini, tim SMANSA hanya dikirikan 2 grup untuk Cerdas Cermat. Alhamdulillah, tim SMANSA berhasil menjadi juara I (grup saya) dan II, untuk kategori cerdas cermat, Juara I untuk kategori permainan matematika (grup saya), juara I untuk Quis Matematika, dan Juara II untuk grup penyelesaian soal matematika. Rasanya bahagia luar biasa. Cerdas Cermat, saya berpasangan dengan Rafika N. Aulia dan Fatima Tuahuns (juara 2 tahun berturut-turut). Sedangkan untuk permainan matematika, saya bersama Fatimah Assagaf. Kenangan yang tak terlupakan.
Diakhir masa sekolah, lomba matematika terakhir kami ikuti. Waktu itu lomba Try Out UAN Matematika. Alhamdulillah, aku keluar sebagai juara ke II kalah dari teman SMP saya dulu dari SMA N. 2 Ternate.
Olimpiade matematika, waktu itu di ikuti oleh Nursyakila Amra dan Fatimah Assagaf sebagai utusan dari Sekolah. Di tingkat Kotamadya, Fatimah keluar sebagai juara ke II dan Nursyakila Amra sebagai juara ke-IV, dikalahkan oleh Asri Muhammad, teman SMP ketika di Malifut dulu (Halmahera Utara). Tapi, ketika di tingkat Propinsi, Nursyakila Amra keluar sebagai Juara I dan mewakili Maluku Utara ke Riau waktu itu. Saya sendiri tidak ikut dalam olimpiade, walau tergabung bersama Gita Mustika dalam grup Olimpiade Fisika, karena harus mengikuti seleksi Siswa Teladan tingkat Propinsi.
To be continued…
(Agak ngantuk, semalam hny tidur 2 jam)
Taipei, 10 September 2010
Di hari yang fitri
~ Yusuf Al Bahi ~