Rasa

Bismillah…

Ketika yang kupunya adalah waktu yang tersisa, sanggupkah kutitipkan segala rasa pada senja yang berkelabat tanpa lelah ? Ingin kusandarkan semua resah tentang kepergianku pada gugurnya daun yang berjatuhan, biar keringnya yang akan mengabarkan kepada tanah, tentang gelisah yang memupuk di jiwa. Nafas terakhirpun masih akan merasa, betapa sesaknya hati selalu hadir karena ruang-ruangnya yang belum sempat terbagi. Kapanpun datangnya, kematian memang selalu memberi arti. Lalu, adakah sedikit cela untuk menuliskan cerita yang belum sempat terlerai ?

Hingga malampun akan menangis karena kelamnya yang semakin hilang. Semua tenggelam menuju pagi yang sebentar lagi akan datang. Embun yang menjadi lanjutannya pun tak lagi jernih, sebab waktu yang akan memutarnya tak lagi ramah seperti dulu. Inikah yang dinamakan terbelahnya jiwa karena rasa yang tak terjawab ? Semua meninggalkan cerita, bahkan ada yang terlalu sesak untuk sekedar dikenang. Semoga cahaya yang terbawa dalam ruh-ruh kita yang bertebangan di langit-langit cerah, akan menjadi catatan indah yang akan membuat sempurnanya menjadi sebuah rasa.

Taipei, 13 September 2010

~ Terinspirasi dari sebuah lagu ~

~ Yusuf Al Bahi ~

Figure is taken from here

Iklan

Satu komentar di “Rasa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s