Bismillah…
Kutitipkan setitik rindu pada-Mu. Pada zat yang tak pernah tidur dan lelah mendengar keluh setiap manusia. Sanggupkah setiap tetesan air mata yang mengalir deras karena kecintaan yang meletup kepada-Mu mampu memberi sejarah baru ? ataukah ia hanya akan datang semusim, lalu pergi menjauh, berlari dan meninggalkan semua jejak-jejak yang pernah terukir. Padahal, hiduplah manusia selalu tak lama, dan frekuensi kebaikan mereka selalu berbeda disetiap waktunya. Dimanakah akhir kita ? akankah terdampar pada hempasan ombak yang menghentakkan, ataukah akan berlabuh pada dermaga-dermaga biru yang telah dinanti oleh orang-orang yang lelah berjuang dijalan-Nya ?
Sesak dan tersentak serasa bergabung mencari tempatnya untuk bernafas. Apalah arti jiwa tanpa-Mu, apalah makna hati tanpa-Mu, dan apalah arti pengorbanan jika tidak dilindasi cinta kepada-Mu. Hanya saja, cinta kepada-Mu tidak akan pernah sama dengan cinta kepada makhluk-Mu, setiap kali kita menjauh, maka kesempatan untuk mendamba-Mu akan semakin terkikis. Semakin sering kita memuja-Mu, semakin kuat pula getar-getar rindu kepada-Mu. Pertanyaannya, sesering apakah kita merindui-Mu, sesering apakah hati tertuju pada-Mu ? Rabb… jika sajaIstiqomah itu bisa di beli, maka beritahukanlah berapa harganya ? Kami akan berjuang memilikinya. Hanya saja, kami sadar ia tak dijual, ia tak di beli, sama halnya keimanan ia tak pernah bisa diwarisi.
Perjalanan waktupun akan terus berlanjut, dan langkah kaki kami tak boleh berhenti. Akankah Engkau selalu membawa cahaya-Mu kedalam kelam kami, ataukah Engkau akan semakin menjauh, menghilang, lebur, hingga hati-hati kami terlalu kotor untuk sekedar memiliki-Mu. Kamipun sadar, kepergian-Mu dari hidup kami, menghilangnya sinaran kasih-Mu dari diri kami, selalu diakibatkan karena kekhilafan kami. Untuk itu, ketika jiwa-jiwa kami sedang merindui-Mu, ketika hati-hati kami menangis karena terlalu sering lalai kepada-Mu, berilah kami kemampuan untuk bertahan dalam mendamba-Mu, berilah kami kekuatan untuk tak pernah lelah menuju-Mu, sampai nanti, ketika kami tergelincir karena ke fitrahan kami sebagai makhluk-Mu, bangunkahnlah kami, kokohkanlah kami, dan berilah kami energi baru untuk terus melangkah hingga ke akhir hayat kami. Cukupkan hati kami hanya dengan nama-Mu, hingga duniapun akan menjadi sempit dan tak berarti apa-apa di mata kami.
Tutupkanlah akhir hidup kami, ketika air mata kami menetes karena cinta kami kepada-Mu, habiskan waktu kami di dunia-Mu ketika tubuh kami bersimbah sujud kepada-Mu, lapangkanlah kubur kami yang terlalu sering lalai kepada-Mu, mudahkanlah hisab kami, dan berilah kami kesempatan untuk bertemu dengan-Mu, Nabi-Mu, dan orang-orang sholeh yang selalu berpijar dengan cahaya-Mu. Kalaupun, nanti kami masih sering terjatuh, jangan pernah meninggalkan kami, sebab kami tak pernah merasa ada tanpa kehadiran-Mu.
Taipei, 17 September 2010
~ Yusuf Al Bahi ~
Subahanalloh….
Airmataku menetes. Dadaku serasa sesak.
(salah satu hal yg saya lakukan ketika hati terasa hampa, membaca tulisan2 mas ario)
trimakasih sangat.