Untukmu

Bismillah…

Untukmu, yang disana, entah dimana..

Suatu waktu kita akan berbagi tentang waktu. Tentang pijar-pijar pagi yang selalu membawa harap baru. Mengabarkan semilir asa kepada langit-langit biru hingga ia tersenyum melihat rengkuhan ikhtiar kita yang tentu saja ingin kubalut dengan iman dan rindu yang selalu ada untuk-Nya, Tuhan kita.

Untukmu, yang disana, entah dimana…

Suatu waktu kita akan menerjemahkan hari dalam momen-momen yang berbeda. Menelusuri kata yang tak biasa, hingga menghujam bumi dengan pohon-pohon impian yang akan tumbuh subur dibelantara dunia. Akan kita urai satu persatu tanya yang belum terjawab. Mencoba mengkaitkan mereka dengan coretan-coretan indah yang dulu telah kita rangkai di masing-masing diri. Dan bila esok serta malam-malam panjang itu Allah masih anugerahi untuk kita, maka akan kita retas bersama dalam episode-episode baru yang lebih berwarna.

Untukmu, yang disana, entah dimana..

Suatu waktu, aku takkan merasa seperti ini. Ketika jenuh mulai melanda, tumpukan pekerjaan tak pernah habis-habisnya, dan jalanan panjang yang semakin ramai dan bising saja. Semua gangguan-gangguan yang berpadu dalam fisik, mental, dan fikir-ku suatu waktu akan berbeda, ketika engkau telah ada disana. Entah dimana…

Baca lebih lanjut

Iklan

Menghitung Hari

Bismillah..


Menghitungnya… Satu persatu, menelusurinya hingga jenuh sering datang menghampiri.

Selalu kupandangi hari dalam senjanya yang dingin ataupun diselemuti indah bersama warna emasnya.

Kuingin mempercepat segalanya, namun ada batas-batas toleransi yang perlu untuk kupahami. Baca lebih lanjut

(The Story of Thesis 4) Harus Bagaimana ?

Bismillah…

…02.47 am..

Begitulah angka yang tertulis di layar monitor lab-ku. Terhitung sudah seminggu ini, saya “menggila” di lab E603, Material concrete laboratory. Saya seperti “kesurupan” mengerjakan satu per satu analisis tuk thesisku. Di jam seperti ini, bisa dipastikan, ketika saya tidur, kemudian bangun, kondisi tubuh akan tak nyaman. Kepala agak berat. Namun, jika kupaksakan tidur, mata saya tak mau terpejam 😦

I definitely do not like it… Terakhir mengalami persitiwa begadang-begadang seperti ini adalah ketika mengerjakan final project untuk kelas finite element method. kelas yang menghabiskan seluruh isi otak saya, menghabiskan energi, juga merusak mood hingga sebulan (agak lebay, tapi benar.. ga percaya ? coba ikut kelasnya :P). Final projectnya seharusnya dikerjakan 2-3 bulan sebelu akhir semester. namun apa daya, karena sibuk malas, akhirnya sebulan terakhir menjelang akhir semester, bekerja keras menyelesaikannya.

Sejak Ahad pekan lalu, hingga hari kamis, saya tidur di lab. Menggeser 3 kursi, disusun berjejeran untuk dijadikan sebagai tempat tidur. 3 hari awal, baru bisa tidur ketika pukul 2 malam. semakin parah dalam 3 hari terakhir. Sehari mencoba balik ke dorm buat istrahat, karena besoknya harus beraktivitas di luar kota. Namun apa daya. Saya tidak bisa tidur 😦 Pikiran melayang-layang kemana. Seperti mengalami syndrom deadline thesis, padahal saya masih punya sisa4-5 bulan, yang cukup menjadi alasan untuk membuat saya tenang.

Tapi begitulah. Saya ingin SEGERA LULUS. T.I.T.I.K… HARUSS….

Semangat sudah menggebu-gebu, juga waktu yang saya habiskan untuk di lab juga sangat banyak dan cukup produktif. Dan masih, dengan sisa-sisa perjuangan berkutat dengan keinginan Prof-ku yang suka naik-turun dan out of control. Beliau terlalu sibuk sampai tidak bisa efektif dalam bimbingan. Walau ketika di Lab meeting sangat membantu, tetap saja arahan riset thesis saya harus kubangun secara pribadi, mencoba mengkaitkan dengan project di Lab, hingga mengukur kemampuan dan kapasitas saya, baik waktu, ilmu, dan tenaga.

Baca lebih lanjut

Bayangkan Saja

Bismillah..

Bayangkan saja, ketika kita terpurukpun Allah ada bersama kita. Memeluk hangat, memberi sebening ketenangan dalam jiwa kita agar bisa berpikir jernih dalam melangkah, bahkan DIA memberi WAKTU bagi kita untuk menata pelan-pelan khilaf-khilaf kita yang terus terjadi.

DIA… DIA.. Allah.. Tuhan kita..

Sadarkah ?

Bayangkan saja, ketikapun kita lalai dalam pijakan kita, yang kemudian kita coba tulis satu persatu menjadi sebuah buku. Maka tidak akan berhenti halaman demi halaman kemaksiatan kita. Satu persatu terbuka dan mulai kita rasa. Bahwa syukur kita, selalu tak sempurna, bahwa sabar ketika, selalu bukan pada hentakan yang pertama, bahwa lalai kita selalu hadir padahal nikmat dari Allah itu tak pernah berhenti mengalir dalam diri kita.

DIA.. DIA.. Allah.. Tuhan kita yang masih memberi semuanya kepada kita..

Sadarkah ?

Bayangkan saja, pun ketika kita tak pernah mengucapkan syukur atas apa yang DIA beri, pun ketika kita malah melalaikan nikmatnya ketika ia bisa kita jadikan sebagai sarana amal kita, ALLAH tidak pernah menghentikan nikmat kehidupan kepada kita. DIA memberi nafas kepada kita, memberi makan kepada kita, memberi minum kepada kita, bahkan memberi kesempatan kepada kita untuk tidur dan beristirahat. Sedangkan kita.. Tak pernah sadar sedikitpun, betapa yang ghaib, yang terjadi dalam hidup kita. Sungguh tak pernah hadir selain tanpa ijin-Nya. Ketika engkau bernafas, membaca tulisan ini, merenung, bergerak, bekerja, bahkan bermaksiatpun, Allah ada bersama kita..

Dia.. DIA… ALLAH…Ā  Tuhan kita..

Baca lebih lanjut