(The Story of Thesis 4) Harus Bagaimana ?

Bismillah…

…02.47 am..

Begitulah angka yang tertulis di layar monitor lab-ku. Terhitung sudah seminggu ini, saya “menggila” di lab E603, Material concrete laboratory. Saya seperti “kesurupan” mengerjakan satu per satu analisis tuk thesisku. Di jam seperti ini, bisa dipastikan, ketika saya tidur, kemudian bangun, kondisi tubuh akan tak nyaman. Kepala agak berat. Namun, jika kupaksakan tidur, mata saya tak mau terpejam 😦

I definitely do not like it… Terakhir mengalami persitiwa begadang-begadang seperti ini adalah ketika mengerjakan final project untuk kelas finite element method. kelas yang menghabiskan seluruh isi otak saya, menghabiskan energi, juga merusak mood hingga sebulan (agak lebay, tapi benar.. ga percaya ? coba ikut kelasnya :P). Final projectnya seharusnya dikerjakan 2-3 bulan sebelu akhir semester. namun apa daya, karena sibuk malas, akhirnya sebulan terakhir menjelang akhir semester, bekerja keras menyelesaikannya.

Sejak Ahad pekan lalu, hingga hari kamis, saya tidur di lab. Menggeser 3 kursi, disusun berjejeran untuk dijadikan sebagai tempat tidur. 3 hari awal, baru bisa tidur ketika pukul 2 malam. semakin parah dalam 3 hari terakhir. Sehari mencoba balik ke dorm buat istrahat, karena besoknya harus beraktivitas di luar kota. Namun apa daya. Saya tidak bisa tidur 😦 Pikiran melayang-layang kemana. Seperti mengalami syndrom deadline thesis, padahal saya masih punya sisa4-5 bulan, yang cukup menjadi alasan untuk membuat saya tenang.

Tapi begitulah. Saya ingin SEGERA LULUS. T.I.T.I.K… HARUSS….

Semangat sudah menggebu-gebu, juga waktu yang saya habiskan untuk di lab juga sangat banyak dan cukup produktif. Dan masih, dengan sisa-sisa perjuangan berkutat dengan keinginan Prof-ku yang suka naik-turun dan out of control. Beliau terlalu sibuk sampai tidak bisa efektif dalam bimbingan. Walau ketika di Lab meeting sangat membantu, tetap saja arahan riset thesis saya harus kubangun secara pribadi, mencoba mengkaitkan dengan project di Lab, hingga mengukur kemampuan dan kapasitas saya, baik waktu, ilmu, dan tenaga.

Sejak awal, saya diarahkan untuk Ultrasonic Testing for evaluation the material. Namun, berganti-ganti terus jenis kondisi materialnya. Saya sampe kebingungan, apa sebenarnya yang di inginkan Prof-ku 😀

Yang pertama, setelah search literatur, diskusi dengan mahasiswa Post Doc hingga Prof.  perbedaan temperatur pada CFRP-Concrete material, menjadi fokus evaluasi riset saya. Saya siapkan semua proses dan tahap2 penyelesaian riset dengan baik. Setelah melakukan pengujian eksperimen, hingga puluhan (atau ratusan???) case yang saya running menggunakan LS DYNA. Pada akhirnya, mendapatkan komen yang unik.

“I Think you do not need to evaluate the material in this condition. It’s not important.. You do not need to do the experimental work for finding the epoxy data at different temperatures. And It’s better if you focus on the interface between CFRP and concrete..”

Weleh… untungnya, saya sudah coba run pengaruh umur epoxy terhadap material dengan mengevaluasinya menggunakan Ultrasonic. Dari data2 senior ini, sudah 3 paper di tulis tuk international conference di India, penang dan Yunani. Setidaknya, apa-apa yang saya kerjakan dari “perintah” arahan riset pertama ini membuahkan hasil. At least, it’s not just a waste material of the research. Makanya kenapa saya bilang ini riset “main-main”. Memang hanya iseng tuk lihat pengaruh kekerasan material dengan menggunakan phase velocity via Ultrasonic NDT testing.

beberapa pekan kemudian. Saya datang dengan membawa evaluasi soal “interface between concrete and CFRP”. Lagi-lagi dapat komen unik..

“It’s difficult for you to analyze the interface of CFRP and concrete using two layer materials. I think you can use only one material, and analyze the effect of different void contents at the material..”

Huaaa.. Prof. Chang tercinta.. Padahal baru 2 pekan lalu kita sama-sama deal di ruangan beliau bahwa saya akan coba run case yang ini. 😦

Akhirnya, sepekan ini saya coba run case tuk 2 layer material dengan void di interface-nya. Terbukti apa yang di katakan beliau “Susah analisisnya…”

Bongkar-bongkar paper, namun masih belum menemukan yang pas, terutama analysis kondisi material dengan different void memakai Phase velocity. Setelah baca beberpa paper, hanya didapatkan tuk detect defect, bukan various void di material. Dan malam ini, saya menemukan paper soal analisis material yang memiliki void yang beragam di kondisi microstructure-nya. Tentu saja, it’s just for ONE case of material. dan rata2 tentang beton. Betul kata Prof.ku. “it will be difficult for you…” Dan yang menyenangkan, 2 paper ini baru akan publish di Maret 2011. Masih cukup baru, dan beberapa sangat berkaitan erat dengan risetku.

Mudah-mudah-an, kali ini beliau bisa berdamai dengan plan riset saya. Saya tetap akan presnt hasil 2 case yg saya kerjakan, dengan analisis yang akan saya coba kembangkan dr paper-paper. Kemudian memulai tuk running one case of material as he wants. Berharap bisa segera kuanalisis hasil numerical-nya, hingga doing the experimental work. lalu nulis Thesis, lulus, Pulang dan nikah.. 😛

Well.. saya malah curhat kemana-mana nih.. sebenarnya sedang bingung. apakah akan begadang terus seperti ini, dengan pola hidup yang agak “menyiksa” ataukah merubah pola hidup, namun beberapa hal jadi kurang maksimal. Apa yang “menyiksa”.. of course jadwal Ibadah terganggu, dan jadwal main badminton juga terganggu :P. Sedangkan kalau saya tidur dibawah jam 12 malam. Waktu2 seru tuk riset justru diatas jam 12 malam. kalao pagi-malam jam 9.. ada saja godaannya. Ngisi VIBO 3 kali/minggu dari jam 9-11 malam. padahal itu waktu2 produktif 😦 akhirnya tergantikan menjadi jam 11-1 malam.. Juga kalau ada kepentingan dadakan. Kesana dan kesitu.. wah2.. Pusing juga..

Punya pengalaman ? punya cerita ?

Saya akan coba kembali ke kehidupan normal saya… Tidur dibawah jam 11, paling telat jam 12 malam lah.. Pagi main badmiton, Istrahat, kemudian siang atau menjelang siang mulai riset lagi hingga malam.. Mudah2an berhasil..

Juga berharap tidak susah tidur lagi.. Imaji semakin terbang meninggi, ada apakah gerangan duhai hati ? kenapa resah selalu datang menghampiri ? hallah.. hallah.. 😛

Baiklah.. saya akhiri saja tulisan ini. Terima kasih sudah membacanya..

Taipei, 21 Februari 2011

Selesai di ketik at 03.14 pagi

~ Yusuf Al Bahi ~

Iklan

6 komentar di “(The Story of Thesis 4) Harus Bagaimana ?

  1. hahahahah, memang nasib anak master semester akhir… 😀

    saya pernah mengalami episode hidup luntang-lantung, datang pagi, pulang pagi lagi (tapi pas semester 1-3). entah mengapa di semester empat ini justru agak santai dikit.. hahahahah.. secara semester empat baru mulai hari ini hahahahaha…

    semangat aja, Allah menolong orang-orang yang menolong dirinya sendiri.. tawazun aja, coz kalau begadang sering2 juga ga bagus.. hahahaha…

  2. Wuih.. semangat sekali teman badminton ku ini.. 🙂
    Kalau pendapat saya, jangan terlalu diporsir begitu. Ga bagus buat kesehatan. Nanti kalau sampe sakit, malah ga bisa kerjain thesis deh + sy ga punya teman main badminton lg 🙂
    Pengalaman pribadi + setelah baca buku “Propetic Learning”: Ide itu datang disaat kita fokus dan rileks. Yah walaupun mumet baca ratusan paper, tapi kalau kita imbangin sama hal yg buat kita senang. Pasti yg namanya “novelity” dari riset kita akan ketemu juga.

    BTW, latihan badmintonnya selasa & jumat pagi lanjut terus kan? hehehe :))

    Jia You yo (sambil semangatin diri sendiri yg kayaknya punya nasib yg sama)

    • Masalahnya gini Tom.. buat nunggu kita bisa rileks dan santai nyaris ga mungkin, you know lah.. selalu ada agenda yang harus dikerjakan “diluar” riset ini.. jadi mumpung punya waktu buat nge riset, ya di push sebaik mungkin..

      Tapi setuju sama antum Tom.. ga bagus buat kesehatan. La.. tp kalo tidur ga bisa tidur, mending lanjutin riset to ? dr pada bengong diatas tempat tidur.. 😀 mudah2an saya bs mudah lagi tidurnya… hehehe

  3. kalo dah mo deadline harusnya bukan tidur jam 2…tapi kaga bisa tidur lebih tepatnya… 😆

    thesis-deadline syndrome :
    1. semakin diteliti dan dirunning biasanya semakin ancur dan gak masuk akal
    2. semakin dicek grammar, semakin salah maknanya…

    have a nice pre-thesis-deadline-sydrome 😛

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s