Bismillah…
Teringat dengan beberapa baris kata yang sering sekali terekam di dalam kepala
“Tak perlu menuntut yang sempurna, dan mempersulit keadaan yg sbnrnya sederhana. Sebab padamu juga kelemahan itu selalu ada. Yang benar adalah sempurnakanlah niat awal kita, jika ia penuh berkah dan ridho dari-Nya, maka titik kemuliaan menjadi seorang manusia, Insya Allah akan dimudahkan oleh Allah untuk ada dalam diri kita”
Ada juga sebuah selentingan yang cukup “menggigit”
“Semakin banyak kriteria, semakin banyak syarat, semakin banyak keinginan.. maka bersiap-siaplah kecewa. Apa penyebabnya ? karena bs jadi yang diharapkan tak seindah realita, yang disyaratkan tak sempurna dalam lakunya. Maka berharap menemukan seseorang dalam kesempurnaan hanya membuat yang sederhana menjadi rumit dan tak mudah untuk dicerna”
Tentang penggalan kalimat kedua diatas. Saya (lagi-lagi) teringat buku Serial CInta-nya Anis Matta, di topik “Mengelola Ketidaksempurnaan”
“Apa lagi ketampanan yg tersisa di dunia ini ketika telah dibagi habis kepada Nabi Muhammad SAW, dan Yusuf AS. Dan kecantikan yang telah disempurnakan kepada Sarah istri Ibrahim AS dan Khadijah RA Istri Rasulullah. Hingga pesona kebajikanpun telah direnggut habis oleh Utsman bin Affan dan keluruhan budi telah dimiliki secara purna oleh Aisyah RA”
Lalu apa yang tersisa bagi kita manusia ? kita hanya terbagi sedikit (kalaupun ada) keshalihan-keshalihan para salafushalih yang telah hidup dalam cinta pada-Nya secara sempurna. Maka mengharap sebuah kesempurnaan pada seseorang, apalagi ukurannya adalah cantik, kaya, punya kedudukan, juga sangat sholeh tanpa cela. Maka bersiap-siaplah kecewa serta bersiap-siaplah untuk terpasung dalam kerumitan. karena mencari satu dari sekian banyak pasangan jiwa dengan kriteria diatas, tak lebih hanya menyulitkan keadaan dan memperkecil kesempatan.
Tapi ini soal SELERA ? ini soal pasangan jiwa yang akan kita punya seumur hidup kita ? kalau kita tak CINTA, kita tak TERTARIK.. bisa kacau akhirnya ?
Karena jawaban-jawaban inilah. Kita tengok saja hati-hati kita. Sebab jika NIAT Lillahi Ta’ala, maka kemuliaan pernikahan akan sangat jauh kedekatannya dengan nilai-nilai DUNIA. Ia hanya lekat dengan sebuah tujuan sederhana “Menikah untuk membuatku lebih cinta pada-Nya, lebih tentram beribadah kepada-Nya, menjaga kehormatan dan farj-ku dari kemaksiatan, dan menyempurnakan agamaku dan agamanya agar jauh lebih menghamba”. Jika ini terpasung kuat di dalam diri. Maka tambahan kriteria-kriteria lain yang lebih terkesan dunia, Insya Allah akan mulai mudah hilang dalam hitungan waktu yg berikutnya.
Sebagai kalimat penutup, saya ingin menuliskan barisan kalimat sederhana berikut :
“Ukurlah diri.. Berkacalah sedetail mungkin. Karena bisa saja CELA itu jauh lebih banyak dibanding kriteria yang telah diinginkan. Maka tanyalah pada hati yang jernih agar bisa memberi fatwa. Manakah patokan yang harus kau pakai. Jangan sampai hanya ukuran dunia yg menjadi tujuan kita”
Allahu’alam Bishawab
Taipei, 21 Juni 2011
-sdkt coretan ringan, mengevaluasi niat-
~ Yusuf Al Bahi ~
wah… selamat ya kak Ario,, š
turut bersuka cita,,
ckckckckck….
dah ada nich
jgn lupa undangannya…….
tulisannya bagus mas, kena deh di hati š …biasa…ijin share ya….:)
mas Ario, saya gak sengaja baca tulisan anda dari wall salah satu tmn sya…saya suka bbrp penggalan kalimat anda, lalu saya tulis di status berikut nama mas dan website-nya..ternyata tmn baik saya adalah kk dari adik kls anda..dia yg memberikan saya link ke blog ini..
Subhanallah…bagus sekali kata2nya..bbrp kalimat berhasil mmbuat saya menitikkan air mata, dan yang lainnya menggelitik hati saya untuk merenung..Syukron, Mas Ario…semoga segala kebaikan yang terjadi dari tulisan2 anda, diberikan pahala yang mengalir…
terima kasih telah memberikan inspirasi š
salam untuk Mbak Ratih…
nice,.. Like2,..
Izin share ya mba,..
Maaf_maaf,.. mas mksudx.. slh ketik.. hehehe
Subhanallah mas Ario.. Marvelous article… amazing.. when i read yours.. yeach no one’s perfect
met kenal mas…i like your way when you compose your words… bravo mas…
izin share ya mas ^-^ Syukron Mas
syukron ya akhi…
tulisan antum sangat menginspirasi.