Menikmati Perubahan

Bismillah…

Sedang asyik dengan yang namanya “perubahan”. Menjadi seorang suami dari istri yang lebih banyak mengungkapkan cinta dengan perhatian dibanding kata-kata, adalah sebuah perubahan yang indah rasanya. Menjadi seorang suami dari seseorang yang “sense” of membina dan “ngemongi”-nya luar biasa, suka membuat saya semakin jatuh cinta kepadanya. Menjadi seorang suami dari seseorang yang jarang keluh-kesahnya meski sedang lelah, adalah nikmat tersendiri di jiwa. Menjadi seorang suami dari seseorang yang dengan “pasrah” di gombalin dan digodain sepuasnya dengan wajah datar-datar saja, adalah seni mengelola rumah tangga yang sungguh unik nan menggairahkan. Saya sedang asyik menikmati perubahan ini, walau fitrahnya, perubahan itu selalu ada ketidaknyamanan-nya, perubahan itu selalu menghasilkan hal-hal yang diluar kebiasaan, dan yang pasti perubahan itu selalu akan keluar dari sikap-sikap yang pernah tumbuh dalam diri kita sebelumnya.

Saya sedang ayik menikmati perubahan. Menjadi seorang kepala keluarga yang harus rutin membuang sampah jika sudah mulai bertumpuk, menjadi kepala keluarga yang dengan setia mencuci piring, menyapu, mengepel, bahkan ikut-ikut-an menyeterika untuk meringankan jihad istri yang sudah segudang kerjaannya, menikmati menjadi kepala keluarga yang kebiasaannya sungguh berbeda dari saya sebelumnya, tiap pagi sarapan, berpakaian harus rapi, teratur waktu tidurnya, setia memberikan cinta kepada istrinya, juga banyak hal lain yang membuatku merasa ini adalah sebuah perubahan yang sempurna, sebuah perubahan yang mendewasakan. Saya memang sedang asyik menikmati perubahan ini, perubahan menjadi kepala keluarga yang harus sigap menata amalan-amalan yaumiyah dirinya jika sudah mulai kendor, karena jika tidak, maka imbasnya adalah keluarga kita, yang harus dengan sabar memberikan nasihat tentang pentingnya kedekatan kita kepada Allah dibanding dunia dan seisinya kepada penghuni rumah kecil saya, juga yang tak kalah susahnya, adalah menjadi teladan untuk sang Istri tercinta, memastikan bahwa shalat kita sudah lebih baik hingga bisa memberi contoh, memastikan bahwa tilawah harian kita bisa menjadi acuan bagi istri tercinta, juga memastikan hafalan-hafalan kita yang bisa jadi telah hilang untuk dikembalikan ke otak kita. Seni keteladanan ini adalah seni paling utama menjadi kepala rumah tangga.

Saya sedang asyik menikmati perubahan. Perubahan menjadi seorang yang waktunya tidak lagi habis bersama lab, bulutangking, dan kwan-kawannya. Tapi menyesuaikan diri dengan rutinitas istri, kebiasaan keluarga kecil kami, hingga menyiasati setiap pekan untuk sekedar pacaran berdua di pinggir kota. Sebuah perubahan yang memberikan banyak nilai dan warna dalam hari saya. Ini perubahan yang bukan cuma mendewasakan, tapi mempunyai tantangan tersendiri, karena kita berda dalam satu ruang dengan manusia biasa yang juga punya salah, juga kita yang sudah sangat banyak salahnya. Seni mengelola perbedaan ini adalah titik perubahan yang sangat kunikmati hingga kini. Karena ini pula, alasan untuk memperpanjang do’a, memperbanyak sujud, juga melamakan tilawah menjadi sangat penting, sebab sakinah (ketenangan), akan sempurna jika ada cinta dan kasih, yang telah saya yakini, HANYA bisa hadir jika Allah menghendaki. Maka perubahan ini adalah perubahan yang sangat kompleks rasanya. Senang, kesal, bahagia dalam kekurangan, juga tawa dalam kelelahan, telah melahirkan sebuah sensasi rasa yang semoga bernilai pahala.

Saya memang sedang asyik menerima perubahan. Mungkin sebentar lagi akan menjadi ayah, atau episode takdir Allah berikutnya. Namun satu hal yang harus dijaga dengan pasti, perubahan itu selalu mendewasakan Iman, juga mem-paripurna-kan cinta kita pada-Nya.

Salam hangat..

Taipei, 26 Oktober 2011

~ Yusuf Al Bahi ~

Iklan

2 komentar di “Menikmati Perubahan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s