Bismillah…
Aku lupa, bahwa dulu, banyak syair yang lewat tanpa makna. Banyak lirik yang terdengar hanya lewat saja. Tanpa ada rasa, tanpa ada bekas, apalagi berharap ia mampu menggetarkan jiwa. Namun kini, ada banyak yang berbeda. Ada rasa yang tertumpah ketika lirik “walau kita jauh…” yang keluar dari suara manis Andre Hehanusa, ada getaran yang menjiwa ketika lirik “adakah cinta yang tulus kepadaku..?” mulai mengalir pelan di penghujung malam. Aku kemudian menyadari, bahwa dunia ini telah terisi oleh cinta. Sepenuhnya cinta, bahkan selamanya cinta.
Aku lupa, bahwa dulu kamu adalah asing bagiku. Begitu juga aku. Namun kini kata asing itu semakin pergi menjauh. Kita semakin menyatu, semakin padu. Apa yang mau ku kata ketika rasa sayangmu padaku semakin hari semakin nyata. Apa lagi yang mau aku koreksi, jika setiap lebihmu melengkapimu. Bahkan kurangmu, membuatku bersukur memilikimu. Tahukah kamu, bahwa sepenuhnya cinta, bahkan selamanya cinta telah kuat mengakar di dalam dada? Menikmati paras teduhmu ketika tidur lelap, senyum ceriamu ketika bermain bersama si kecil di rahim-mu, hingga bahkan kesal tanpa senyummu adalah warna-warna hari yang tak bisa aku tukarkan dengan apapun.
Aku lupa, bahwa hadirmu telah memberi banyak sekali perubahan di dalam diriku. Dalam tiap waktu ketika subuh datang, dalam tiap sujud di ibadah-ibadah harian kita, mungkin sekedar lalu saja, tapi sungguh cinta, engkau telah banyak memberi ruang yang membuatku tersadar berkali-kali, betapa pentingnya hadirmu untukku. Aku mungkin tak perlu menyanyikan lirik ini “andaikan ku dapat mengungkapkan… Perasaanku..” tapi sepenuhnya cinta, bahkan selamanya cinta, adalah simbol betapa wujudmu telah mewarnai indah hidupku.
Aku lupa, bahwa denganmu, membuatku banyak menemukan kejadian-kejadian istimewa yang menggetarkan. Menemukan senyummu di tiap pagi yang cerah, menemukan keceriaanmu di tiap perjalanan bersama, atau bahkan berbicara denganmu dalam bahasa-bahasa konyol yang selalu membuatku bahagia. Kamu mungkin takkan pernah sempurna. Tapi bersamamu, aku merasa sempurna. Dalam kadar apapun, kamu telah menyempurnakan. Maka sepenuhnya cinta, bahkan selamanya cinta, adalah simbol betapa hati telah begitu damai memilikimu.
Aku tak tahu, akankah rasa ini terus ada. Namun satu yang pasti, bahwa do’a ini selalu ada…
“Ya Rabb.. Jagalah rasa cinta di antara kami karena-Mu, hingga kami berada di surga-Mu..”
Aku tak tahu, do’a ini cukup atau tidak menautkan rasa kita, hanya saja, saat ini, aku sudah merasa sangat bahagia karena telah bersamamu.
Taipei, 06 Maret 2012
~ Yusuf Al Bahi ~
-Akhirnya sy menulis-
Mangstafff…inspiratif….! Mg langgeng ya duktuur…dapet keturunann anak-anak yang sholeh dan sholehah…Amin
ow..ow..ow..udah nulis lagi ^^
Semangatz…
sangat menyentuh..
ya robb, jagalah cinta kami berdua.