Bismillah
Postingan sebelumnya bisa dilihat di sini
I have to say thank you very much for Calvin Newport. Saya benar-benar belajar darinya tentang Deep Work dan berhasil mengaplikasikannya dalam beberapa aktivitas penting di dalam keseharian saya.
Pertama: Selama bulan Ramadhan
Salah satu kunci deep work adalah memberi batas waktu konsentrasi dalam belajar. Semenjak menghargai komitmen atas jadwal yang saya tetapkan terutama prioritas-prioritas penting dalam hidup saya, saya berhasil mewujudkan proses deep work ini dalam ibadah harian. 1 bulan kemarin selama bulan Ramadhan saya berhasil menembus beberapa target penting yang bahkan tidak pernah saya lakukan di ramadhan-ramadhan sebelumnya. Setelah 2009, maybe 2014 is one of the best Ramadhan that I’ve ever had. It was Priceless moments.
Saya jadi tahu, bagaimana cara mengejar target yang dipecah pada satuan-satuan waktu yang sudah saya buat. Juga belajar menjaga komitmen untuk tetap bertahan dalam aktivitas tersebut meski banyak godaan.
Saya menemukan satu titik kunci penting dalam deep work application yaitu MEMPERTAHANKAN KOMITMEN. Komitmen untuk bertahan dalam kebaikan, komitmen untuk belajar dan mengejar target maupun kinerja yang hendak dicapai, komitmen untuk menahan godaan yang mengganggu. Semuanya berpusat keada komitmen.
Kedua: Not always on a quite place
Salah satu tempat terbaik untuk melakukan deep working adalah ruangan saya. Syaratnya, tidak ada orang yang lalu lalang, datang bertanya, atau mengganggu aktivitas saya belajar. Namun hidup di Indonesia sangatlah susah menerapkan ini. Banyak sekali gangguan yang datang sehingga terkadang saya mengantisipasinya dengan mengasingkan diri di perpustakaan. Gangguan orang-orang ini terus terang cukup mengganggu. Gangguan lain adalah tentu saja internet. Berselancar di youtube, blogging adalah hal yang cukup mengganggu. Maka cara efektif lainnya adalah MATIKAN LAPTOP KALIAN.
Karena tidak selalu saya berada dalam kodisi ideal di ruang kerja saya, maka saya mulai belajar melakukan deep working meski itu di rumah (habis subuh atau di waktu yang lainnya) ditemani DeLiang yang corat-coret paper saya, atau bahkan di kereta. Again, it is priceless moments for me. Mungkin karena baru pertama kali saya berhasil menjalankan cara ini, maka segalanya terasa sangat berarti.
Saya mulai mengerti, bahwa kunci terbesar ada di KOMITMEN. Dan komitmen ini takkan pernah sempurna selama niat belum di tata dengan baik. Luruskan niat, benahi komitmen, lalu berusaha dengan sebaik mungkin, agar prosess time management lewat deep working ini berjalan dengan lancar.
Saat ini saya baru membaca paper dalam hitungan sekitar 40-an paper. 50% dari target sebelumnya karena 1.5 bulan terpotong oleh Ramadhan (well, saya fokus Ibadah) dan beberapa perjalanan yang cukup penting.
I am still fighting with myself since the biggest enemy now is just myself.
Trenggalek, 30 Juli 2014