Beasiswa DIKTI Vs Beasiswa LPDP

Bismillah..

Beasiswa DIKTI dan LPDP adalah 2 jenis beasiswa yang paling dikenal olah sebagian besar pemburu beasiswa. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri dan dikelola oleh dua kementrian yang berbeda meskipun masih satu sumber dana, yaitu dari UANG RAKYAT. Saya sengaja menulis dengan huruf KAPITAL untuk uang rakyat agar mengingatkan kepada diri saya bahwa pendanaan studi S3 saya nanti adalah dari rakyat, jadi jika saya tidak bisa memberikan sumbangsih bagi masa depan bangsa, maka untuk apa saya diberi bantuan studi S3. –sedikit “sok” idealis

Jika DIKTI dikelola oleh Kementrian Pendidikan dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, maka LPDP dikuasai penuh oleh kementrian keuangan. Ada 1 karakteristik yang sangat menonjol dari kedua beasiswa ini yaitu:

DIKTI khusus untuk dosen yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) ataupun calon dosen yang direkomendasikan oleh salah satu Universitas di Indonesia. Sedangkan LPDP untuk SEMUA LATAR BELAKANG PEKERJAAN -temasuk nganggur- SELAIN dosen yang telah memiliki NIDN

LPDP

FYI, informasi LPDP yang tidak menerima dosen ber NIDN ini saya dapatkan langsung dari twitter resmi LPDP. Jadi jika Anda dosen dan telah memiliki NIDN, maka janganlah mencoba mendaftar LPDP juga BPI (Beasiswa Presiden Indonesia) karena skema beasiswa tersebut bukan untuk Anda 😦

Saya pribadi tidak begitu tahu alasannya, tapi besar kemungkinan karena pengelolaan Universitas diluar Universitas Islam Negeri memang dikelola oleh DIKTI sehingga skema pendanaan juga seharusnya lewat DIKTI. Keputusan LPDP untuk tidak mengikutkan dosen sebagai salah satu awardee dari LPDP setahu saya dimulai tahun lalu (2013) dan beberapa rekan saya pernah mengalami kejadian ditolak ketika diwawancara oleh tim review LPDP karena ketahuan sebagai seorang dosen tetap ber NIDN. Konon katanya, bagi dosen yang mendapatkan beasiswa LPDP, akan bermasalah ketika kembali dari studi mereka nanti. -ini berita masih simpang siur, di Indonesia terlalu banyak gossip yang kalau di gosok makin sip!-

Nah.. Sekarang mari kita cermati apa perbedaan LPDP dengan DIKTI

Proses pencairan dana

Pencairan beasiswa DIKTI harus menunggu proses pendanaan dari APBN sehingga proses pencairan dananya berlangsung 2 kali dalam setahun (sekitar Februari-April dan September-Desember) sehingga ada kemungkinan keterlambatan di sekitar bulan Maret-April. Sedangkan LPDP berasal dari dana Abadi yang merupakan dana deposito untuk anggaran APBN pendidikan sebesar 20%. Informasi yang saya dengar, saat ini LPDP mengelola dana sebesar 16 Triliyun. Uang ini kalau dipake beli krupuk mungkin cukup buat nutupin seluruh wilayah Indonesia 😛

Proses pencairan dana LPDP DIJAMIN tidak terlambat dan turun 3 bulan sekali

Komponen pendanaan beasiswa

Ini bagian yang menarik sekaligus miris 😛

Untuk masalah monthly allowance, bagi awardee LPDP maupun DIKTI, Anda tidak usah khawatir, semua memiliki standar yang sama. Misal di daerah UK untuk London, monthly allowance-nya adalah 1100 GBP/bulan sedangkan non-London (termasuk kota tujuan saya) sebesar 900 GBP/bulan.

Namun ada perbedaan yang mencolok antara DIKTI dan LPDP yaitu:

  1. Settlement allowance untuk DIKTI hanya sebesar 1 bulan beasiswa atau jika saya menuju Bristol maka sebesar 900 GBP. Sedangkan LPDP sebanyak 2 bulan beasiswa atau 1800 GBP.
  2. Untuk pengurusan Visa, DIKTI tidak mengalokasikan pendanaan Visa sedangkan LPDP menganggarkan dana untuk pengurusan visa. Bayangkan saja, untuk Visa ke UK, kita mengbiskan sekitar 6.6 Juta rupiah per orang, di luar ongkos wara-wiri. Sedangkan awardee LPDP mendapatkan bantuan pengurusan Visa. Ini juga berimbas kepada enggannya kami sebagai penerima DIKTI untuk mengambil pengurusan UK Visa yang memakai tipe priority seat yang bisa kelar 3-5 hari kerja karena dana sudah habis duluan untuk mengurus visa jenis reguler. Jenis reguler ini memakan waktu 3-4 minggu sedangkan priority seat menguras kantong tambahan 2 juta Rupiah yang tentu saja lumayan untuk beli krupuk (lagi) 🙂
  3. Uang buku bagi DIKTI untuk daerah UK adalah 175 GBP/semester atau sekitar 6.5 juta per tahun, sedangkan LPDP sebesar 10 juta rupiah per tahun 😛
  4. Tunjangan keluarga DIKTI baru akan dikeluarkan ketika awardee berada pada semester 3, sedangkan LPDP sudah dikeluarkan terhitung 6 bulan setelah studi Anda. Itu berarti lebih cepat 6 bulan dibanding DIKTI.

Ini adalah dua hal yang jadi perbedaan LPDP dan DIKTI yang saya ketahui, bisa jadi ada hal lain yang tidak saya ketahui!

DIKTI

Walaupun LPDP lebih baik, namun upaya DIKTI untuk memberikan bantuan pendanaan beasiswa bagi para dosen dan calon dosen sangat dan patut untuk kita apresiasi. Ditengah banyaknya pengelolaan dana pendidikan, tim beasiswa DIKTI terus berbenah dari tahun ke tahun. Perkembangan dan perbaikan yang terus dilakukan DIKTI semoga mampu memberikan dampak positif bagi meningkatnya animo dosen untuk melamar program beasiswa ini dan tentu saja mampu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita.

Saya tentu saja menulis informasi ini sebagai gambaran bagi Anda pemburu beasiswa tentang perbedaan DIKTI dan LPDP. Bagi para dosen yang merupakan awardee DIKTI, Anda tidak usah khawatir, semua jenis pendanaan yang di support DIKTI sudah sangat layak untuk menunjang hidup kita selama studi S3.

Tetap Semangat!

Iklan

9 komentar di “Beasiswa DIKTI Vs Beasiswa LPDP

  1. yang benar pak Ario, ada MOU antara dikti dan lembaga keuangan untuk menolak dosen ber-NIDN oleh karena sejak lpdp launching, pelamar beasiswa dikti menurun drastis…tentu saja, saya pun kalo masih bisa, akan daftar di lpdp oleh karena banyaknya kelebihan beasiswa yang ditawarkan.,termasuk…seharusnya saya dapat intensif karena uni yang saya tuju masuk dalam 50 besar dunia…….ini bukan gosip pak….sumber dikti langsung….he…..he…he….

  2. Emm…. mengenai beasiswa LPDP entah mengapa saya belum tertarik sama sekali Pak. Ya, hal ini terkait dengan ‘kurangnya ilmu’ saya tentang investasi. Seprti yang kita ketahui uang LPDP berasal dari dana deposito yang telah di ‘bank’ kan atau di investasikan. Tentu saja otomatis akan ada ‘tambahan’ di sana. Bagi saya yang awam ini mungkin akan terpikir.. nantinya kalo dapat LPDP apakah ada yg menjamin akan dapat beasiswa nya dari uang yang bukan ‘tambahan’ (baca : bunga) ? kan sudah tercampur aduk di dalam nya 🙂 takutnya jatuh ke syubhat, bahkan haram :(((

    Rejeki insyaAllah sudah diatur. Yang perlu diikhtiarkan adalah mencari rjeki yang halal dan berkah. Makanya saya senang sekali membaca blog Pak ario yang komit terhadap bsswa dikti. Mudah2an saja tahun depan dengan presiden baru, beassiwa dikti masih dibuka dan semakin banyak kemajuan pengelolaan di dalamnya 🙂

    Salam.

      • Couldn’t agree more Pak… yah namun belum rejeki saya taun ini jadi berangkat ke UK Pak. Syarat untuk calon dosen lumayan ngos-ngosan dapetinnya di antara waktu yang kurang dari 2 bulan dari pengumuman 🙂 *malah curcol 😀

        Mudah-mudahan tahun depan sudah dapat tergabung dalam keluarga PPI UK. Aamiin.

        Suskes selalu Pak.

        Oia, namun jika Pak ario ada informasi terkait klarifikasi pendanaan dari LPDP bolehlah di share di blog. Barangkali bisa mencerahkan orang2 seprti saya yg masih menganggap syubhat itu tadi.

        Salam.

      • Beruntung setidaknya I have a wife who forces me to think about it 🙂

        Semangaaat! Insya Allah ada jalannya!

        Terkait dana LPDP, banyak yang mengambil pendapat tentang kebolehan mendapatkan beasiswa dari bunga bank. And for me it is fine. Cuma karena saya sudah berkeluarga, sy jadi mikir-mikir. Kalau beasiswanya ada tunjangan keluarga bukannya jadi nyampur nafkah ke anak dengan beasiswa diri kita sendiri.

        Wallahu’alam mungkin karena saya kurang ilmu.

        Ada beberapa artikel membahas ini tapi intinya hanya sampai kepada kebolehan beasiswa dari bunga Bank untuk beasiswa saja. Tentang tunjangan keluarga kebolehannya bagaimana saya belum tahu.

        Setahu saya ada yang sudah mengkonfirmasi scr resmi terkait sumber dana LPDP (saya baca artikelnya cukup lama di inet). Tapi memang berasalnya dari deposito. Setidaknya itu yang saya dengar dr awardee-nya langsung. Memang dia gabungan antara deposito dan hasil keuntungan dari investasi LPDP (kalau ga salah).

        Saya tidak mau membahasnya! Tidak mau ada perselisihan. hehehe..

        NB: ini pendapat pribadi saya yg saya yakini benar. Bisa jadi tidak untuk yg lainnya 🙂

  3. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

    Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

    Syarat:
    Min 16 tahun – tidak terbatas
    Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
    Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

    Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya.

    Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
    SMS/WA Info: 08787 8787 190

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s