Ini adalah rangkuman cerita bertajuk “Journey to PhD”. Semua tulisan dalam tema ini akan mengangkat kisah studi saya hingga memperoleh gelar PhD -Insya Allah-
Bismillah…
Saya sengaja menulis cerita ini agar bisa berbagi dengan rekan-rekan pelajar yang sedang studi dimanapun, khususnya di UK.
Kemarin malam, 12 Mei 2015, saya mengalami musibah yang menurut saya salah satu yang cukup membahayakan selain kejadian perang saudara ketika saya masih kecil dulu.
Kemarin malam, setelah mendiskusikan writing report saya yang seharusnya saya submit ke supervisor Rabu ini (13 Mei) bersama teman saya, saya akhirnya pulang ke rumah sekitar jam 9 malam.
Saya terlambat bus sehingga harus menunggu 21 menit lg. Dengan tak pikir panjang saya memilih menggunakan jalur bus yang lebih panjang biar bs segera di rumah. Saya akhirnya naik bus no. 75 (biasanya langsung bus 73 dari city centre of Britol ke rumah saya) lalu mengganti dengan bus 73.
Saya kemudian turun di salah satu station dekat rumah. Jarak stasiun ke rumah sekitar 300m. Saya berjalan menyeberangi jalan gang kecil (beraspal) yang biasanya sebagai jalan masuk ke blok-blok tiap rumah di perumahan saya.
Ternyata ketika melewati blok pertama, ada sebuah mobil berwarna hijau sedang mau menuju ke main road dari jalan kecil gang tadi. Karena masih berjarak lebih dari 10m, saya pikir mereka tidak akan segera bergerak. Dengan santai saya kemudian menyeberang. Dari sinilah penyerangan dimulai.
Mereka menghentikan mobilnya tepat sebelum menuju main road dan memanggil saya.
“Heyy..” Dengan tenang saya menuju mereka.
“What did you say?”
“No.. I am not saying anything..”
Sedikit perdebatan berlangsung, lalu saya melihat tingkah orang ini sedang mabuk. Dia bersama temannya. Temannya menjadi sopir. Lalu karena merasa tidak nyaman, saya berjalan cepat meninggalkan mereka. Kaleng bir yang mereka pegang dilemparkan ke saya. Saya kaget. Lalu semakin mempercepat langkah saya. Ternyata mereka mengejar saya dengan mobil, saya menggunakan trotoar disamping jalan.
Mobil kemudian dihentikan, dan terjadi konfrontasi kedua tepat ditengah main road. Saya bilang minta maaf kembali lalu mereka hendak merampas tas saya.
Saya bilang “No..”
Lalu kembali menghindar dan berlari meninggalkan mereka. Saya khawatir mereka membawa senjata tajam. Jam 11 malam, suasana gelap dan sunyi.
Saya kemudian berlari menuju gang disebelah blok rumah saya berharap mereka tidak mengejar saya lagi dan meninggalkan saya.
Diluar dugaan ketika saya hendak menyeberang menuju halaman belakang rumah saya dengan keadaan berlari, mobilnya tiba-tiba muncul hendak menabrak saya. Ketika saya berbelok ke arah rumah, mobilpun ikut berbelok dan nyaris menabrak saya. Mungkin hanya beberapa senti jaraknya dari saya.
Beruntung saya masih dilindungi. Dengan cepat saya menghindar dari tabrakan. Namun naas tak dapat ditolak. Mungkin karena shock, saya jatuh dan kacamata saya terlempar (saya minus 8). Saya kemudian bangkit dan mencoba berlari lagi mendekat ke pintu pagar belakang rumah. Tinggal 5-10m jaraknya. Ketika hampir mencapai gerbang dan hendak membuka pintu pagar, lelaki tadi mencengkeram saya lalu mendaratkan 2 pukulan. 1 di pipi kiri dan satu di mata sebelah kiri saya. Saya berhasil berontak dan masuk ke halaman belakang.
Lampu halaman belakang rumah menyelamatkan saya, karena tiba-tiba dia menyala secara otomatis, orang itu khawatir wajahnya kelihatan sehingga dia langsung kabur.
Saya beruntung dan bisa masuk rumah dengan selamat. Lecet-lecet di dua lutut saya dan tidak bisa dipake sujud. Pipi dan mata saya masih terasa sakit sampai sekarang.
Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya. Tadzkiroh yang luar biasa agar saya tidak sering lalai dan khilaf.
Hati-hati buat para pelajar di Luar Negeri. Saya tidak pernah mengalami tindak kejahatan selama di Indonesia dan 3 tahun di Taiwan. Kejadian ini sangat jarang terjadi di lingkungan rumah saya tinggali sekarang. Karena alasan inilah saya tidak khawatir pulang malam.
Jika ada waktu pulang lebih awal jangan pulang terlalu malam, banyak kejahatan yang terjadi.
Mohon doanya tidak mengganggu aktivitas studi saya yang masih ada 2 deadline sebelum 15 Juni.
Saya sudah memprosesnya di Polisi. Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini dimanapun dan menimpa siapapun.
Salam dari Bristol.
Alhamdulillah…..Hasbunallah wa ni’mal wakill, ni’mal maula wa ni’man nashir
Saya rasa pengalaman pak Ario bisa menjadi acuan buat yang lain. Menurut saya, secara kasat mata kondisi UK sangat aman. Namun demikian kewaspaan memang harus selalu dimiliki karena bisa jadi di waktu dan tempat tertentu kiat akan bersua dengan orang orang yang tak menyukai orang lain memiliki rasa aman tersebut. Banyak faktor kenapa individu seperti ini bisa tega membuat orang lain tak nyaman, semisal di antaranya: mabuk, obat terlarang dan judi yang membuat ybs bisa kehilangan akal sehat mereka yang sebenarnya. Saya mendoakan semoga cepat mendapat kesembuhan dan menjadi ibrah yang bermanfaat hendaknya bagi pak Ario dan yang lain yang sempat membaca kisah nyata di atas.
Terima kasih Pak,
Betul sekai. Serendah apapun tingkat kriminalitas di negara tertentu, tetap ada “number” yg terjadi. Dan pasti ada.
Alhamdulillah sudah ngampus lg meskipun tidak bisa lagi sampe malam. Sempat agak kagok juga adjusting mental karena lumayan bikin khawatir.
kejahatan ada dimana-mana ternyata sekalipun uk yang masuk kategori negara aman. so waspadalah waspadalah…
mampir-mampirlah ke blog ala-ala gue di http://www.travellingaddict.com
Saudaraku, Syukurlah Allah masih memberikan nikmat keselamatan. Selalu ikhtiar dalam aktivitasnya sdr.ku Aryo.
Waah… Fathir apa kabar? skrg dimana domisilinya?
Ngeri banget, Mas