Kuis Berhadiah Novel: Islammu Adalah Maharku

Bismillah…

Kali ini saya akan memberikan kesempatan hadiah novel perdana saya: Islammu adalah Maharku yang sudah mulai di display di Gramedia mulai 29 Juni 2015 (area Jabodetabek). Dari tepi sungai Uji di Kyoto, saya menulis kuis berhadiah 3 buah Novel perdana saya. Caranya mudah, silahkan ikut petunjuk di bawah ini:

Untuk Twitter:

  1. Re-Twitt info kuis ini;
  2. Mentag 3 friend ada di Twitter
  3. Menjawab pertanyaan “Apa mimpi trbsar Anda & apa alasannya” ke tag #KuisNIAM dan di mention ke akun @Ariomuhammad87 atau memberikan jawaban lewat komen di halaman blog ini.

Untuk Facebook:

  1. Menshare info kuis ini di timeline Anda
  2. Men-tag tiga teman Anda untuk ikut kuis ini baik di komen maupun di share timeline kalian.
  3. Menjawab pertanyaan “Apa mimpi trbsar Anda & apa alasannya” lewat komen di halaman kuis di blog ini.

Untuk yang tidak punya Sosmed:

Cukup dengan memberikan komen di halaman blog ini dari pertanyaan: “Apa mimpi trbsar Anda & apa alasannya”

Keterangan:

  1. Tersedia 3 buah novel untuk 3 orang pemenang dengan syarat berdomisili di Indonesia
  2. Semua ongkir ditanggung penulis
  3. Pemenang dipilih secara subjektif oleh penulis berdasarkan komen yang dianggap paling baik.

Ditunggu partisipasinya.

Islammu_adalah_Maharku

Tentang Novel: Islammu Adalah Maharku Baca lebih lanjut

Iklan

Journey to PhD (24) – Proses pembimbingan PhD di UK

Ini adalah rangkuman cerita bertajuk Journey to PhD”. Semua tulisan dalam tema ini akan mengangkat kisah studi saya hingga memperoleh gelar PhD -Insya Allah-

Bismillah…

Saya mutusin untuk nulis setelah semua energi saya habis karena marathon riset sejak pekan lalu dan ditutup dengan diskusi 2.5 jam dengan pembimbing 1 dan 2 tadi pagi. Rasanya bohong kalau bilang puasa di UK ini sama saja dengan Indonesia. Efeknya tetap terasa secara fisik yang tidak punya kesempatan makan lebih lama dari di Indonesia 😛 Tapi seperti yang dirasakan sebagian besar rekan-rekan selama puasa, justru masa-masa puasa adalah masa-masa produktif. Otak bekerja dengan baik.

Setelah berjibaku mengejar report tsunami -yang belum kelar- dan masih antri revisi report DEM and Bathymetry database seluruh dunia, hari ini saya KO. Rasanya belum bisa mikir lagi. Saya seharusnya mempersiapkan keberangkatan saya ke Jepang dan Indonesia serta packing meninggalkan house saya saat ini. Tapi TIDAK ADA waktu untuk melakukannya. Saya hanya menyicil baju-baju yang perlu saya pack. Dan hari ini sepertinya saya akan belanja dan jalan-jalan setelah 4pm. This is my limit. 😀

Cerita soal proses pembimbingan. Saat ini pembimbing utama saya adalah orang Jepang, menyelesaikan S1 dan S2-nya di Kyoto University, lalu S3 di University of West Ontario-Canada. Istrinya bule-Canada ternyata (ini info penting ya? hahaha.. Surprise aja beliau nikah sama bule 😛 Anaknya berambut hitam khas Jepang tapi berwajah bule) -sudah mulai ngalor ngidul-.

Pembimbing ke-2 saya adalah asli Inggris. Kalau ketemu beliau, orang pasti tahu beliau sangat cerdas. Matanya itu tajam pandangannya. Dan yang paling menyenangkan, seperti orang Inggris pada umumnya, beliau sangaaat ramah. Saya sangat menyukai berdiskusi dengan beliau.

Wills Building and Cabot Tower with balloons, 2009 Balloon Fiesta

Ada beberapa hal unik selama proses pembimbingan saya dengan mereka:

Pertama: Masih membawa kebiasaan super hormat kepada guru

Ini benar-benar saya rasakan. Setiap menulis email, selalu ada kata “Maaf jika mengganggu”, atau perasaan tidak enak lainnya. Buah didikan kita orang Asia sangat memberi efek kepada saya dalam berinteraksi dengan pembimbing saya di sini. Padahal, pola pembimbingan di sini berbeda 180 derajat dengan di Asia. Di sini, PhD student posisinya setara dengan pembimbing, kita berhak membantah, mangajukan argumen, membuat teori sendiri selama ada dasarnya. Gak ada istilah supervisor sakit hati karena kita sok pintar 😀 Ada kisah seorang PhD yang berhasil menyelesaikan PhDnya tetapi kata pembimbingnya dia gagal melalui proses pembimbingan karena tidak banyak input dari diri dia sendiri. Proses pembimbingan berjalan lebih ke satu arah. Yang tentu saja tidak biasa di sini.

Ketika mengatur jadwal meeting dengan pembimbing 2, saya selalu -dengan sabar- menunggu balasan email karena gak enak kalau nanya langsung. Ternyata langsung ketuk pintu pembimbing ke-2, menanyakan waktu, SELESAI 😀 Ketika saya bilang minta maaf karena mengganggu, dengan cepat sang pembimbing ke-2 mengatakan “No need to say sorry..” lagi-lagi kebiasaan gak enak yang sampe sekarang saya rasa masih sulit untuk saya sesuaikan. Baca lebih lanjut

Journey to PhD (23) – 5 days before going to Japan

Ini adalah rangkuman cerita bertajuk Journey to PhD”. Semua tulisan dalam tema ini akan mengangkat kisah studi saya hingga memperoleh gelar PhD -Insya Allah-

Bismillah…

All preparation for my visitation to Kyoto University has been scheduled. However, I do not finish my own problems regarding leaving my current house yet.

And… Baca lebih lanjut

Segera Dapatkan Novel “Islammu adalah maharku”

Bismillah…

TERBIT 29 JUNI 2015 DENGAN HARGA Rp. 44.800,-

AKAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIAIslammu_adalah_Maharku

Untuk jiwa yang merasai indahnya rasa

Kenapa harus kamu?

Kenapa saat ini?

Saat aku tak ingin merasainya

Saat aku tak bisa memilikinya.

(Syakila – Novel: Islammu adalah maharku)

Apa jadinya jika Cinta sudah terlanjur menyesakkan dada?

Sedangkan jalinannya tak boleh dipupuk terlalu jauh, rasa itu tak boleh berpendar dalam waktu yang terus menerus.

Apa jadinya jika Cinta harus berlawanan dengan beda keyakinan?

Ketika Iman menjadi ujian, ketika nafsu memainkan peran.

Dari novel inilah semua bermula. Kisah cinta menakjubkan dua Insan beda bangsa, suku, dan agama. Saling mengadu rasa dalam perbedaan yang membuat mereka terpisah satu dengan yang lainnya. Kisah berlatar Taiwan yang mempertemukan dua Insan berbeda keyakinan.

Novel ini, adalah novel ringan tentang cinta seorang Prof. Muda asal Taiwan, Prof. Yo Ming Chen, yang jatuh cinta dengan muslimah asal Indonesia sekaligus mahasiswa Master bimbingannya, Syakila namanya.

Interaksi yang lahir dari aktivitas seorang Professor dan anak bimbingannya perlahan menjadi sebuah daya tarik yang masing-masing dari mereka tak bisa menolaknya.

Namun Iman tetap menjadi yang utama. Syakila tetaplah seorang muslimah dengan Iman yang membuncah di dada.

Bagaimanakah kisah cinta dua Insan ini?

Anda bisa temukan di Novel saya,

“Islammu adalah maharku.” Baca lebih lanjut