Buku Inspirasi Dari Tanah Eropa: Dibalik Layar

Bismillah…

Sebelum meninggalkan tanah air besok pagi dan sengaja untuk menjawab beberapa pertanyaan pembaca tentang buku Inspirasi Dari Tanah Eropa, saya ingin berbagi cerita tentang cerita dibalik layar buku ini dan memberikan spoiler apa saja sebenarnya isi dari buku ini. Saya akan menulis dalam format tanya-jawab yang semoga menjadi bahan cerita yang menarik bagi para pembaca.

Bagaimana awal penggarapan buku ini?

Saya dan Ataka sama-sama tidak pernah berkomunikasi dengan intens sejak pertemuan pertama kami di Taipei sekitar 6 tahun lalu. Ataka bahkan benar-benar tak mengenal saya dengan baik. Sebaliknya, karena saya mengetahui Ataka adalah salah satu bagian dari Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) waktu itu, maka saya cukup tahu profil Ataka selain pernah menonton langsung bakatnya menulis di program Kick Andy beberapa tahun silam sebelum saya memulai S2 di Taiwan.

Semenjak menginjakkan Bristol untuk memulai studi S3 saya di tahun 2014, saya sudah merencanakan menulis sebuah memoar yang memuat perjalanan saya selama di Eropa. Hanya saja belum diseriusi hingga musim gugur tahun lalu karena masih sibuk dengan penerbitan novel pertama saya, Islammu Adalah Maharku. Namun, tepat pertengahan November 2015, saya kemudian memutuskan untuk menseriusi penggarapan buku ini dengan menggandeng dua orang kandidat doktor yang lain di UK. Opsi kolaborasi saya ambil untuk memperkaya isi buku dan memperluas jaringan kepenulisan yang menurut saya akan menarik jika digarap oleh beberapa orang yang sama-sama menjadi PhD candidate di UK. Pilihan saya kemudian mengerucut ke Ahmad Ataka (PhD candidate di Kings College London) dan M. Firmasyah Kasim (PhD candidate di Oxford University). Alasan memilih Ataka karena memang saya sangat tahu kualitas anak ini dan yakin mau diajak serius untuk menggarap sebuah buku. Sedangkan Firmansyah Kasim karena beberapa kali pernah berkorespondensi untuk pembuatan buku tentang perjalanan studi di UK. Tak lama setelah mengontak mereka berdua, hanya Ataka yang kemudian excited dan menyambut baik penggarapan buku ini. Rupanya Ataka telah memiliki rencana yang sama dengan saya jadi penawaran kolaborasi ini seperti pelengkap rencana yang sudah kami susun sama-sama meski kami tidak pernah saling tahu. Saya kemudian tidak mendapatkan respon apa-apa dari Firman yang mungkin sedang sibuk menyelesaikan studinya atau bisa jadi karena emailnya yang kurang tepat. Sayapun tidak mengerti.

Gramed

Sejak pertengahan november tahun lalu, saya dan Ataka kemudian terus melakukan korespondensi melalui email untuk menyelesaikan naskah buku kami. Saya menetapkan beberapa deadline untuk kami ikuti sembari terus berdiskusi isi buku yang akan kami tulis. Kami memiliki kesamaan terkait proses kepenulisan ini, yaitu sama-sama suka menulis di blog. Jadinya bahan-bahan buku ini tinggal kami kembangkan dari blog kami dan menambahkan dengan cerita lain. 4 bulan setelah diskusi awal kolaborasi kami, naskah kasar buku Inspirasi Dari Tanah Eropa akhirnya selesai. Kami menuliskannya dalam format cerpen/novel sehingga pembaca seakan ikut dalam larut dalam cerita kami. Saya cukup puas dengan proses pengerjaan naskah ini karena komitmen kami berdua untuk menyelesaikan target penulisan buku ditengah kesibukan kami masing-masing. Sebuah bukti bahwa modal bakat saja tidak cukup untuk menyelesaikan sebuah karya, butuh kesungguhan dan komitmen yang kuat agar target bisa terselesaikan dengan baik.
Percayalah, menjalani studi PhD itu tidaklah mudah. Namun bagi saya pribadi, proses penulisan buku ini seperti momen pelepas stress diantara target riset dan deadline yang berseliweran selama studi saya.

Bagaimana proses sampai bisa diterima di penerbit Major – Quanta Emk – Elex Media Komputindo?

Dua bulan setelah naskah awal buku Inspirasi Dari Tanah Eropa, saya kemudian memberanikan diri untuk memasukkan naskah kami ke penerbit Quanta, salah satu cabang buku non-fiksi Islam dari Elex Media Komputindo. Saya memang sudah mengincar Quanta untuk menerbitkan buku kami sejak awal penggarapan buku ini karena pengelaman yang memuaskan dengan Elex Media Komputindo ketika menerbitkan novel pertama saya. Hanya DUA HARI setelah memasukkan naskah kami, betapa kagetnya saya ketika editor Quanta, mba Marlina Withrain menyetujui untuk menerbitkan buku kami meskipun masih harus melewati proses assessment yang kedua. Kabar ini tentu sangat menggembirakan bagi saya dan Ataka.

Seminggu kemudian saya baru mendapatkan konfirmasi perihal kepastian penerbitan buku kami oleh Quanta dan segera saya kabarkan ke Ataka. Ini angin segar bagi saya dan Ataka. Ditengah kesibukan saya menjadi visiting reseacher di Kyoto University, berita persetujuan penerbitan buku kami seperti tambahan nikmat bersamaan dengan liburan saya ke Indonesia.

Buku ini bercerita tentang apa?

Buku ini semua berisi cerita nyata tentang kisah saya dan Ataka. Ada 10 bab yang tertulis di buku ini dengan tema yang berbeda-beda. Walau ditulis oleh dua orang, namun pembagian tema dari buku ini saya kumpulkan agar saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Bab pertama dan kedua bercerita tentang awal perjalanan saya dan Ataka di Inggris. Saya bercerita tentang perjalanan menjadi mahasiswa S3 di Bristol University serta pengalaman studi lapangan tentang tsunami deposit di Shetlands Islands, sebuah pulau terluar di UK dekat dengan kutub utara sedangkan Ataka menuangkan pengalaman studi PhD-nya di Kings College London. Ataka mengupas baik-buruknya melanjutkan studi S3 di salah satu kampus terbaik di dunia.

Bab ketiga dan keempat menuangkan cerita tentang Dedikasi, kerja keras dan kesungguhan dalam belajar. Saya menuliskan cerita penuh hikmah dari interaksi saya dengan Dr. Khoirul Anwar dan Dr. Katsu Goda, sedangkan Ataka menceritakan pengalamannya mendengar speech dari Li Zexiang di sebuah conference di Hamburg, Jerman yang kemudian diakaitkan dengan memorinya selama mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang fisika.

Bab kelima dan keenam kemudian bercerita tentang makna perjuangan. Saya mengisahkan cerita perjuangan mengikuti sebuah conference di Seoul pada musim semi 2013 sedangkan Ataka berbagi pengalamannya mengikuti lomba Kompetisi Muatan dan Roket Indonesia (KOMURINDO).

Bab ketujuh dan kedelapan lalu menuangkan fragmen perjalanan kami di Jepang dan Kroasia. Saya mengangkat cerita menjadi visiting researcher di Kyoto University dan menggali hikmah tentang kesuksesan dari Jepang sedangkan Ataka menuangkan kisah perjuangannnya yang sangat inspiratif ketika merebut medali perak di ajang olimpiade fisika internasional di Zagreb, Kroasia. Terus terang, ketika membaca tulisan Ataka di bab ini saya sampai menangis terharu membayangkan perjuangannya. Hampir sebagian besar naskah tulisan Ataka memang sangat menggungah. He is indeed an incredible young man 🙂

COver3

Dua bab terakhir lalu kami tutup dengan cerita tentang keluarga. Saya berbagi tentang perjuangan Ibu saya, sedangkan Ataka menuangkan cerita yang mengharukan tentang Ayahnya.

Demikian cerita lengkap tentang penggarapan buku ini. Saya berterima kasih kepada 350 pemesan PO buku kami. Sebenarnya bisa lebih dari itu namun karena ketiadaan waktu saya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri PO buku kami. Juga mohon maaf jika ada kesalahan penyetakan. Semoga tidak banyak 🙂

Bagi yang belum membaca buku ini silahkan intip testimoni pembaca yang selalu merekomendasi buku ini untuk dibaca kepada siapapun.

Jadi jangan ragu berinvestasi Rp. 50.000,- untuk mendapatkan suntikan motivasi dari kami dan temukan buku ini di berbagai toko buku seluruh Indonesia. Besar harapan kami agar buku ini bisa memberikan inspirasi dan semangat bagi anak bangsa agar terus berusaha dan tak kenal lelah mengajar mimpi dan cita-cita mereka.

Ditulis di Jakarta, sehari sebelum terbang kembali ke London.
24 Agustus 2016

Iklan

3 komentar di “Buku Inspirasi Dari Tanah Eropa: Dibalik Layar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s