Informasi Lengkap Melamar Beasiswa S3 di Eropa (Jerman, Denmark, Belanda, etc)

Bismillah…
Saya akan mencoba sharing pengalaman dengan rekan-rekan scholarship hunter, lebih khusus lagi PhD scholarships hunter tentang aplikasi beasiswa S3 melalui metode Lowongan Pekerjaan PhD. Tulisan yang hampir mirip dan bisa dijadikan referensi ada di sini.
Ada beberapa cara umum yang bisa kita gunakan untuk mencari beasiswa S3, yaitu:
  1. Dengan mendaftar langsung ke kampus yang kita cari, kemudian jika telah diterima kita bisa mencari lembaga-lembaga pemberi beasiswa. Sebagai informasi, di Indonesia, untuk studi S3, setidaknya ada 3 lembaga yang bisa kita manfaatkan untuk mencari beasiswa S3, yaitu BUDI-DIKTIv (Jika anda dosen ber NIDN), LPDP (jika anda non-Dosen atau Dosen belum Ber NIDN), Schlumberger (Jika anda dosen perempuan di negara berkembang), atau IDB (jika anda periset di badan riset nasional, maupun dosen di Universitas di Indonesia).
  2. Mencari beasiswa dari lembaga-lembaga pemberi beasiswa secara internasional seperti ADS, Fullbright, STUNED, DAAD, dll.
Informasi lengkap mengenai beasiswa yang umum ada di Indonesia bisa di baca di link berikut:
  1. Detail PhD di UK: https://atomic-temporary-627267.wpcomstaging.com/2016/12/14/journey-to-phd-41-kupas-tuntas-studi-s3-di-inggris-raya-uk/
  2. Beasiswa Islamic Development Bank: https://atomic-temporary-627267.wpcomstaging.com/2015/02/11/beasiswa-islamic-development-bank-idb-untuk-s3-dan-postdoctoral-20152016/
  3. Beasiswa Schlumberger: https://atomic-temporary-627267.wpcomstaging.com/2014/09/20/beasiswa-schlumberger-foundation-untuk-perempuan-dari-negara-berkembang/
  4. Beasiswa BUDI DIKTI: https://atomic-temporary-627267.wpcomstaging.com/2015/02/16/beasiswa-s2-s3-dikti-luar-negeri-telah-dibuka/ atau http://budi.ristekdikti.go.id/web/
  5. LPDP: http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/
Saya sendiri menggunakan 2 metode untuk mencari beasiswa PhD, yang saya sebut dengan Plan A dan Plan B. Plan A adalah menggunakan metode Lowongan PhD, sedang Plan B menggunakan metode pertama dari 2 metode sisa di atas. Yaitu mendaftar di kampus, jika diterima, baru kemudian akan saya lanjutkan dengan mengajukan aplikasi beasiswa S3. Saya mencoba membuat 2 plan, agar ketika gagal, ada back up plannya. Ribet ya?
Saya orang yang percaya, bahwa untuk meraih mimpi kita, perencanaan yang matang sangatlah penting!
Mari kita detailkan prosesnya.
Bagaimana mencari lowongan PhD?

Baca lebih lanjut

Iklan

Penghargaan Publikasi Ilmiah dari LPDP

Bismillah…

Malam ini saya membuka email dan mendapatkan informasi menarik mengenai penghargaan publikasi ilmiah dari LPDP. Sebuah informasi yang memberikan suasana segar bagi apresiasi para periset di Indonesia. Sebnarnya program semacam ini sudah dilakukan di beberapa PTN besar di Indonesia, termasuk di ITS tempat Istri saya menjadi dosen. Bahkan tahun lalu Istri sempat mendapatkan suntikan dana penghargaan dari paper yang kami kerjakan bersama.

Yang menarik adalah ada dua kriteria penghargaan dengan jumlah dana yang berbeda, yaitu jurnal dengan Impact Factor (IF) antara 5 sampai 10 dan di atas 10. Ditambah dengan jumlah sitasi minimal 10.

Cara ini saya pikir memberikan angin segar bagi para peneliti-peneliti muda maupun calon-calon peneliti seperti kami yang masih menjadi mahasiswa PhD. Dengan impact factor setinggi itu, saya pikir kualitas riset yang dihasilkan juga pasti kualitas riset tingkat dunia. Rekan saya Tomy Abuzairi yang sedang menyelesaikan PhD-nya di Hamamatsu-Jepang justru telah mempublikasikan hasil risetnya di jurnal dengan IF>6. Ini berita yang sangat baik untuk iklim riset di Indonesia. Baca lebih lanjut

Beasiswa S2-S3 DIKTI Luar Negeri Telah Dibuka

Bismillah..

Saya mendapatkan beberapa pertanyaan terkait kapan BPP LN DIKTI release? saya bukan perwakilan DIKTI tetapi meyakini akan release sekitar Februari 2015. Betul dugaan saya, BPP LN DIKTI 2015 akhirnya di buka. Untuk yang mau mencari panduannya silahkan ke situs disini.

Sebelum saya melampirkan tulisan tentang BPP LN 2014 yang sudah saya tulis secara komprehensive di sini, saya akan menulis beberapa perubahan yang dilakukan DIKTI untuk 2015 yang menurut saya ini sebuah langkah yang sangat baik. Oh ya, sebagai informasi, penerima BPP LN DIKTI sejak 2014 SUDAH TIDAK MENGALAMI KETERLAMBATAN lagi. Alhamdulillah saat ini pengelolaannya lebih baik dari sebelumnya,

Berikut ada perubahan-perubahan di 2015.

1. Tidak membutuhkan LoA

Sebagai informasi, sebelumnya syarat LoA ini menjadi mutlak untuk diterima sebagai awardee BPP LN DIKTI. Namun kali ini dipisahkan dalam 2 kategori, yaitu Kategori 1 dan Kategori 2, kategori 1 adalah untuk yang sudah mendapatkan LoA dari kampus yang telah bekerjasama dengan DIKTI maupun Universitas di Indonesia (lihat panduan). Sedangkan kategori 2 untuk dosen yang hendak melamar LoA dari kampus-kampus yang ada di lampiran 3 (Banyak pilihan kampus, silahkan cek di panduan). Ini memberi sinyal positif bagi para dosen yang gamang dengan LoA.

2. Syarat IELTS/TOEFL dinaikkan untuk English Speaking Country

Jika sebelumnya syarat IELTS/TOEFL disamakan untuk semua negara, saat ini yang menuju English Speaking Country, minimalnya adalah 6.0 (IELTS) atau 550 (untuk ITP), sedangkan non-English Speaking Country masih seperti tahun 2014 yaitu 6.0 9IELTS) dan 500 (TOEFL ITP).

3. Kriteria sebagai DOSEN TETAP

Ada 3 kriteria yang baru di tahun 2015, yaitu:

  • Memiliki NIDN
  • Memiliki NIP
  • Jika tidak memiliki NIDN/NIP pada bidang keilmuan tertentu tetapi memiliki masa kerja minimal 5 tahun serta berusia antara 27 sampai 50 tahun, maka dosen tersebut boleh mendaftar BPP LN DIKTI

Saya masih menanyakan poin ke-3 ini kepada DIKTI. Semoga ada penjelasan yang lebih jelas terkait poin nomor 3.

4. Tunjangan keluarga

Berikut yang bertanya tentang besarnya tunjangan keluarga. Ternyata prediksi saya juga benar, mereka menggunakan standar LPDP:

  1. Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti) hanya memberikan tunjangan keluarga kepada karyasiswa BPP-LN setelah yang bersangkutan menempuh paling kurang 2 (dua) semester di tempat studi, dan sudah lulus kandidasi (dengan kondisi penelitiannya sudah well-established);
  2. Besarnya tunjangan keluarga yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti), yaitu:
  3. Untuk istri/suami yang dibawa diberikan tunjangan keluarga sampai dengan maksimal 25% dari biaya hidup (living allowance) yang diterima karyasiswa;
  4. Untuk seorang anak yang dibawa diberikan tunjangan keluarga sampai dengan maksimal 25% dari biaya hidup (living allowance) yang diterima karyasiswa;
  5. Jika suami dan istri mendapatkan beasiswa Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti) maka tunjangan keluarga hanya diberikan kepada satu anak;
  6. Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti) TIDAK memberikan tunjangan keluarga kepada anak kedua dan berikutnya jika dibawa serta;
  7. Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti) TIDAK memberikan bantuan asuransi kesehatan kepada anggota keluarga yang dibawa, mau pun biaya perjalanan pergi/pulang;
  8. Tunjangan keluarga diberikan setelah semester ke-2 dihitung sejak kedatangan keluarga-inti, dan dihentikan ketika keluarga-inti kembali ke Indonesia (maksimum hingga semester ke-6);
  9. Permohonan untuk membawa keluarga-inti harus disampaikan oleh karyasiswa terkait kepada perguruan tinggi asal. Perguruan tinggi asal yang mengijinkan dan memohon kepada Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti) untuk memperoleh tunjangan keluarga bagi karyasiswa yang dimaksud. Ijin dan permohonan tersebut dialamatkan kepada Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ditjen Sumberdaya Iptek & Dikti (dahulu Ditjen Dikti), dan dikirimkan secara daring (on-line) melalui laman http://beasiswa.dikti.go.id ;
  10. Permohonan tersebut harus dilengkapi dengan dokumen: surat nikah yang sah, dan kartu keluarga.

Untuk yang mau mengetahui detail pendaftaran BPPLN, baca tulisan saya berikut yang ditulis pada bulan Mei 2014:

Baca lebih lanjut

Beasiswa Islamic Development Bank (IDB) untuk S3 dan Postdoctoral 2015/2016

Bismillah..

Akhirnya, yang kami tunggu-tunggu keluar juga pengumumannya.

Berikut pengumuman umumnya yang saya ambil dari sini. 3 orang penerima beasiswa IDB dari Indonesia terdahulu yang saya tahu, semuanya perempuan 🙂

Mohon do’anya Istri saya bisa tembus.

Untuk detail cara aplikasinya silahkan bongkar-bongkar web IDB ya. Masih sampe 31 Maret 2015.

Baca lebih lanjut