Bismillah…
Teringat dengan beberapa baris kata yang sering sekali terekam di dalam kepala
“Tak perlu menuntut yang sempurna, dan mempersulit keadaan yg sbnrnya sederhana. Sebab padamu juga kelemahan itu selalu ada. Yang benar adalah sempurnakanlah niat awal kita, jika ia penuh berkah dan ridho dari-Nya, maka titik kemuliaan menjadi seorang manusia, Insya Allah akan dimudahkan oleh Allah untuk ada dalam diri kita”
Ada juga sebuah selentingan yang cukup “menggigit”
“Semakin banyak kriteria, semakin banyak syarat, semakin banyak keinginan.. maka bersiap-siaplah kecewa. Apa penyebabnya ? karena bs jadi yang diharapkan tak seindah realita, yang disyaratkan tak sempurna dalam lakunya. Maka berharap menemukan seseorang dalam kesempurnaan hanya membuat yang sederhana menjadi rumit dan tak mudah untuk dicerna”
Tentang penggalan kalimat kedua diatas. Saya (lagi-lagi) teringat buku Serial CInta-nya Anis Matta, di topik “Mengelola Ketidaksempurnaan”
“Apa lagi ketampanan yg tersisa di dunia ini ketika telah dibagi habis kepada Nabi Muhammad SAW, dan Yusuf AS. Dan kecantikan yang telah disempurnakan kepada Sarah istri Ibrahim AS dan Khadijah RA Istri Rasulullah. Hingga pesona kebajikanpun telah direnggut habis oleh Utsman bin Affan dan keluruhan budi telah dimiliki secara purna oleh Aisyah RA”

Baca lebih lanjut →